Filep Karma Meninggal
Profil Filep Karma, Pejuang Papua yang Dipenjara Akibat Tuduhan Makar
Filep Karma pada 1 Desember 2004 ikut mengibarkan Bendera Bintang Kejora dalam sebuah upacara di Jayapura, Indonesia. Ia meninggal di Pantai Base-G.
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Tokoh Papua, Filep Karma, ditemukan tak bernyawa di Pantai Base-G, Distrik Jayapura Utara, Kota Jayapura, Senin (1/11/2022) pagi.
Mayat Filep Karma ditemukan warga setempat pukul 06.30 WIT, dengan posisi terlentang ke atas.
Menyelam adalah hobi almarhum. Mayatnya ditemukan menggunakan pakaian selam yang sudah robek dengan sekujur tubuh luka akibat benturan karang.
Filep Jacob Semuel Karma atau biasa dikenal dengan nama Filep Karma, adalah aktivis kemerdekaan Papua.
Filep Karma pada 1 Desember 2004 ikut mengibarkan Bendera Bintang Kejora dalam sebuah upacara di Jayapura, Indonesia.
Karena tindakannya itu, ia dituduh melakukan pengkhianatan kepada negara dan dihukum penjara selama 15 tahun.
Baca juga: Sosok Filep Karma di Mata Aktivis HAM Papua: Tokoh Humanis dan Berjuang Tanpa Kekerasan
Disadur dari laman Wikipedia, Filep Karma dibesarkan di keluarga kelas atas yang aktif di perpolitikan daerah.
Ayahnya, Andreas Karma, adalah pegawai negeri sipil didikan Belanda yang lanjut bekerja untuk pemerintah Indonesia pasca-kemerdekaan.
Andreas adalah bupati Wamena dan Constant Karma, salah satu sepupu Filep, menjabat sebagai wakil gubernur Papua.
Filep Karma juga pernah mengenyak pendidikan di Manila.
Sepulangnya dari Manila, Karma melihat Jawa dibanjiri unjuk rasa melawan Presiden Soeharto.
Ia terlibat dalam pergerakan tersebut dan mulai mengangkat isu pemisahan Papua dari Indonesia.
Pada tanggal 2 Juli 1998, ia memimpin upacara pengibaran bendera Papua Barat di Biak.
Para aktivisnya terlibat rusuh dengan polisi dan mencederai beberapa polisi.
Militer Indonesia menduduki Pulau Biak empat hari kemudian dan menembaki aktivis.