ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Wisata Papua

Wisata Papua: Rekomendasi 10 Destinasi Wisata di Biak Numfor

Kabupaten Biak Numfor memiliki sejumlah destinasi wisata Papua yang menarik untuk dikunjungi. Ini sejumlah rekomendasi destinasi wisata di Biak Numfor

Penulis: Astini Mega Sari | Editor: Astini Mega Sari
Tangkapan layar video Harian Kompas
Telaga Biru Samares di Biak Numfor, Papua - Kabupaten Biak Numfor memiliki sejumlah destinasi wisata Papua yang menarik untuk dikunjungi. Ini sejumlah rekomendasi destinasi wisata di Biak Numfor 

Tak hanya dimanjakan dengan cantiknya air biru di telaga, Anda juga bisa menikmati suasa alam yang syahdu di lokasi ini.

Baca juga: Wisata Papua: 6 Destinasi Wisata Alam di Nabire yang Menarik untuk Dikunjungi

6. Air Terjun Wafsarak

Destinasi wisata Air Terjun Wafsarak di Kabupaten Biak Numfor (KKN-PPM UGM Biak Numfor)
Destinasi wisata Air Terjun Wafsarak di Kabupaten Biak Numfor (KKN-PPM UGM Biak Numfor) (KKN-PPM UGM Biak Numfor)

Air terjun Wafsarak berlokasi di Inswanbesi, Distrik Warsa.

Pengunjung harus menempuh perjalanan sekitar 2 jam untuk bisa sampai ke lokasi ini dari pusat Kota Biak.

Dikutip dari Pesonaindonesia.kompas.com, air terjun Wafsarak memiliki tinggi sekitar 10 meter dan bentuknya melebar.

Itulah mengapa pola air yang dihasilkan air terjun Wafsarak terlihat seperti tirai.

Di bawah air terjun terbentuk kolam air berwarna kehijauan yang segar.

Ada pula akar-akar pohon yang terjuntai membantuk jalinan di samping air terjun.

7. Negeri Dongeng

Destinasi wisata Negeri Dongeng di Kabupaten Biak Numfor
Destinasi wisata Negeri Dongeng di Kabupaten Biak Numfor (KKN-PPM UGM Biak Numfor)

Negeri Dongeng terletak di Kampung Padwa, Distrik Yendidori.

Untuk mencapai destinasi wisata Papua Negeri Dongeng, pengunjung harus menempuh perjalanan sekitar 1 jam dari pusat Kota Biak menggunakan kendaraan.

Destinasi wisata ini juga dikenal dengan Negeri Dongeng Barupi Padwa Sup.

Diberi nama Negeri Dongeng karena pemandangan alamnya bak tempat-tempat yang ada di film-film fiksi.

Saat sampai di lokasi ini, pengunjung akan langsung disuguhi kawasan hutan yang masih asri.

Di lokasi ini terdapat dan pohon-pohon dengan akar besar yang berlumut.

Saat air surut, akan terlihat padang rumput hijau.

Ketika air meluap, pohon-pohon di Hutan Dongeng akan terendam.

Air juga akan merendam jembatan-jembatan kayu yang akan memberikan sensasi tersendiri ketika pengunjung berjalan di atasnya.

Air yang menggenangi lokasi ini cukup jernih sehingga pengunjung bisa melihat bagian dasarnya.

Di Negeri Dongeng, ada pula telaga dengan air jernih berwarna biru kehijauan yang lokasinya cukup masuk ke dalam hutan.

Untuk menikmati destinasi wisata Negeri Dongeng, pengunjung harus membayar tarif masuk Rp 20 ribu untuk pengendara mobil, Rp 10 ribu untuk pengendara sepeda motor, dan Rp 5 ribu untuk pejalan kaki.

Baca juga: Wisata Papua: Pesona Kali Jaifuri di Kampung Yokiwa

8. Gua Binsari

Gua Binsari bekas peninggalan Jepang dengan kedalama  seratus meter bekas penyimpanan logistik dan persenjataan pada perang   Dunia ke II menjadi salah satu andalan wisata sejarah Biak, Papua, Selasa (20/8/2013).
Gua Binsari bekas peninggalan Jepang dengan kedalama seratus meter bekas penyimpanan logistik dan persenjataan pada perang Dunia ke II menjadi salah satu andalan wisata sejarah Biak, Papua, Selasa (20/8/2013). (Warta Kota/Henry Lopulalan)

Gua Binsari berada di Desa Sumberker, Distrik Samofa.

Dikutip dari laman Kementerian Perhubungan, Gua Binsari memiliki kedalaman sekitar 45 meter dan panjang 180 meter.

Nama asli Binsari adalah Abyab Binsari yang berarti ‘Goa Nenek’.

Bagian atas gua ini terdapat lubang yang cukup besar sehingga membuat keadaan di dalam gua menjadi terang oleh sinar matahari.

Untuk mencapai Gue Binsari, Anda bisa menempuh perjalanan darat dari pusat kota Biak dengan waktu tempuh sekitar 30 menit.

Untuk sampai ke mulut gua, wisatwan harus berjalan di jalan setepak sekitar 100 meter.

Lalu dari mulut gua, wisatawan harus menuruni anak tangga untuk menuju dasar gua.

Gua yang sering disebut dengan Gua Jepang karena ditemukan oleh tentara Jepang dan menjadi lokasi perlindungan mereka saat Perang Dunia II.

Berbagai jenis peluru, kendaraan, perlengkapan dan senjata peninggalan Jepang saat Perang Dunia II yang di temukan dalam Gua Binsari, Biak, Papua, Selasa (20/8/2013).
Berbagai jenis peluru, kendaraan, perlengkapan dan senjata peninggalan Jepang saat Perang Dunia II yang di temukan dalam Gua Binsari, Biak, Papua, Selasa (20/8/2013). (Warta Kota/Henry Lopulalan)

Tentara sekutu di bawah pimpinan Jenderal Douglas McArthur menjatuhkan bom dan drum-drum bahan bakar di atas gua tersebut hingga gua tersebut luluh lantak.

Kabarnya tak kurang dari tiga ribu tentara Jepang tewas di dalam gua tersebut.

Ada banyak benda-benda bersejarah yang bakal ditemukan wisatawan di wilayah gua ini.

Pengunjung bisa melihat sejumlah perlengkapan perang tentara Jepang saat Perang Dunia II.

Mulai dari beragam jenis peluru, mortir, helm prajurit, senjata, hingga rangka kendaraan.

Semua benada-benda tersebut terlihat sudah berkarat dimakan usia.

Ada pula sejumlah tulang-belulang seperti tengkorak, tulang kaki tangan tentara Jepang yang tewas pada masa perang sat itu.

Baca juga: Wisata Papua: 6 Bukit di Kawasan Danau Sentani yang Menarik untuk Dikunjungi

9. Kepulauan Padaido

Sejumlah orang menikmati keindahan alam bawah laut di Kepulauan Padaido, Biak, Papua. Kamis (22/8/2013).
Sejumlah orang menikmati keindahan alam bawah laut di Kepulauan Padaido, Biak, Papua. Kamis (22/8/2013). ((Warta Kota/Henry Lopulalan))

Kepulauan Padaido merupakan gugusan pulau yang terletak di Samudera Pasifik, tepatnya di sebelah timur Pulau Biak.

Untuk mencapai Kepualauan Padaido, wisatawan bisa menggunakan sppedboad dari pelabuhan di Kota Biak.

Selama perjalanan ke Kepulauan Padaido, Anda akan disuguhi pemandangan pulau-pulau kecil dan air laut jernih berwarna biru kehijauan.

Kepulauan Padaido tersusun dari puluhan pulau kecil yang sebagian besarnya terdiri atas pulau-pulau karang.

Beberapa pulau mempunyai pantai yang indah dengan pasir putir dan air laut yang jernih membentang.

Kepulauan Padaido telah ditetapkan sebagai taman wisata laut.

Kepulauan Padaido menyimpan banyak kekayaan alam bawah bawah laut yang mempesona.

Dikutip dari laman Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kepulauan Padaido merupakan satu di antara tempat yang memilliki keragaman hayati ekosistem koral terbesar di dunia.

Terdapat 95 spesies koral di Kepulauan Padaido.

Terumbu karang di Kepulauan Padaido memiliki terbagi menjadi empat menurut bentuknya yaitu terumbu karang pantai, terumbu karang penghalang, terumbu karang atol dan terumbu karang gosong.

Di lokasi ini juga terdapat pusat rehabilitasi terumbu karang.

Kepulauan ini 155 spesies ikan seperti berbagai jenis hiu karang dan gurita serta berbagai kekayaan maritim lainnya.

Tak heran jika lokasi ini sering dianggap sebagai surganya para penyelam.

Baca juga: Wisata Papua: Melancong ke Kampung Tahima Soroma Kayu Pulo di Jayapura

10. Monumen Perang Dunia II

Monumen Perang Dunia II di Biak Numfor
Monumen Perang Dunia II di Biak Numfor (Kebudayaan.kemdikbud.go.id)

Monumen Perang Dunia ke II di Biak ini berhadapan dengan Pantai Parai.

Untuk menuju Monumen Perang Dunia ke II pengunjung hanya perlu sekitar 15 menit perjalanan dari pusat Kota Biak.

Monumen ini dibangun oleh pemerintah Jepang untuk memperingati gugurnya ribuan tentara Jepang di Biak pada saat Perang Dunia ke II.

Dikutip dari Kebudayaan.kemdikbud.go.id Monumen Perang Dunia II di Biak dirancang oleh Hiroshi Ogawa.

Monumen ini dibangun pada 24 Juli 1992 dan diresmikan pada 24 April 1994.

Bagian utama monumen ini berupa tembok yang dibuat sedikit melengkung terlihat tulisan 'MONUMEN PERANG DUNIA KE II' dalam tiga bahasa Indonesia, Inggris dan Jepang.

Di bagian kiri atas tugu utama ada tulisan 'MONUMEN UNTUK MENGINGATKAN UMAT MANUSIA TENTANG KEKEJAMAN PERANG DENGAN SEGALA AKIBATNYA AGAR TIDAK TERULANG LAGI' yang juga ditulis dalam tiga bahasa.

Monumen Perang Dunia II di Biak Numfor
Monumen Perang Dunia II di Biak Numfor (Kebudayaan.kemdikbud.go.id)

Di bagian depan, ada delapan batu berbagai ukuran yang diletakkan menghadap potongan patok beton yang tersusun rapi.

Delapan batu besar itu melambangkan delapan Jenderal Jepang yang gugur di medan perang.

Sementara patok beton melambangkan para prajurit Jepang.

Di bagian kanan terdapat bangunan berbentuk lekukan menyerupai cangkang keong yang melambangkan mulut goa dan sudut pada ke dua ujungnya berbentuk Alfa dan Omega.

Di sana juga ada tiga set meja marmer lengkap dengan 16 balok marmer sebagai tempat duduk.

Selain itu pengunjug juga bisa melihat ruang koleksi yang berbentuk lorong.

Di ruangan ini, pengunjung bisa melihat sisa perlengkapan dari para serdadu Jepang, foto-foto, dan sisa-sisa tulang yang diletakkan dalam kotak-kotak besi.

(Tribun-Papua.com)

Sumber: Tribun Papua
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved