Pesawat SAM Air Tergelincir
SAM AIR Tergelincir, Wagus Hidayat: Kondisi Pesawat Layak Terbang
Kondisi pesawat SAM AIR yang dipiloti oleh Capt. Alexander Agapa pesawat dalam kondisi layak terbang menuju Beoga, Puncak Papua.
Penulis: Putri Nurjannah Kurita | Editor: Gratianus Silas Anderson Abaa
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Putri Nurjannah Kurita
TRIBUN-PAPUA.COM, SENTANI – Pesawat SAM Air tergelincir saat mendarat di lapangan terbang Beoga di Kabupaten Puncak, Provinsi Papua.
Pemilik Maskapai SAM AIR, Wagus Hidayat, mengatakan kondisi pesawatnya yang dipiloti oleh Capt. Alexander Agapa pesawat dalam kondisi layak terbang, didampingi Co Pilot Desly Putut, dan seorang teknisi, Minarno.
"Saya mendapatkan konfirmasi dari Alex semua berjalan dengan normal, Bandara Beoga berada di ketinggian lebih dari 5.000 feet dan panjang lapangan sekitar 500 meter lebar 25 meter,"ujarnya di Sentani, Distrik Sentani, Senin (23/1/2023).
Baca juga: Pesawat Sam Air Tergelincir di Pegunungan Papua, Pilot: Ada Awan Hitam di Pintu Masuk Bandara
Lebih lanjut kata Wagus, pada saat di udara sudah ada kontak, namun di bandara ada dua pesawat yang sedang unloading.
Tetapi karena pesawatnya cukup lebar, pilot mengurangi kecepatan.
Pesawat kemudian mengalami turbulensi.
Pesawat berhasil mendarat, namun dengan hard landing dan menyebabkan lepas kendali (loss control) sehingga tergilincir ke arah kanan.
Dari data yang berhasil dihimpun pesawat memang mengalami beberapa kerusakan dan tidak ada korban jiwa kejadian pesawat tadi pagi.
"Estimasi menurunkan tim dalam waktu satu atau dua hari untuk perbaikan sementara pesawat yang rencananya akan kami bawa ke Jayapura agar ada perbaikan secara menyeluruh di Sentani,"katanya.
Baca juga: Pesawat SAM Air Tergelincir di Bandara Beoga, Kabupaten Puncak, Polisi: Kerusakan Mesin!
Sebanyak 11 penumpang dalam kondisi baik dan sehat.
Total 14 orang yang ada di dalam pesawat.
"Kami belum mendapatkan laporan kenapa bisa hard landing kalau kami kami lihat dengan lapangan yang agak pendek hampir 600 meter tentunya membutuhkan keahlian khusus ketinggian karena traffic-nya cukup padat di Nduga,"ujarnya. (*)