ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Makassar Tuan Rumah AHLF

Ajak Delegasi ASEAN ke Sentra Wirajaya, Risma Pamer PengembanganTeknologi Disablitas

Risma menilai hadirnya Wirajaya Center bisa membuka lapangan pekerjaan sekaligus memberikan perlindungan sosial bagi penyandang disabilitas.

|
Editor: Lidya Salmah
Tribun-Timur.com
Mensos Tri Rismaharini mengajak delegasi AHLF Tinjau Sentra Wirajaya, pusat pelatihan penyandang disabilitas. 

TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA – Di hari ketiga The ASEAN High Level Forum (AHLF) on Enabling Disability-Inclusive Development and Partnership beyond 2025 di Makassar pada Kamis (12/10/2023), Menteri Sosial Tri Rismaharini mengajak delegasi berkunjung ke Sentra Wirajaya, Jl AP Pettarani.

Di pusat pelatihan ketrampian penyandang disabiitas itu, Risma mengajak seluruh delegasi berkeliling.

Mereka melihat sentra pengembangan teknologi alat bantu disabilitas, diantaranya kursi yang dimodifikasi khusus.

Baca juga: Disabilitas Berhak Dapat Kualitas Hidup Layak, Ini Penegasan Mensos Risma di Hari Ketiga AHLF

Kursi tersebut bisa di gunakan para disabilitas untuk baring serta berdiri.

"Jadi ini bisa membantu disabilitas kalau mau mengambil benda di tempat tinggi, bisa ini digunakan," kata Mensos Tri Rismaharini.

Ada juga motor tiga roda yang dimodifikasi untuk penyandang disabilitas.

"Motor ini bisa digunakan berjualan," sanbungnya.

Risma juga memperkenalkan Tongkat Penuntun Adaptif (TPA) bagi disabilitas tunanetra.

Ia menjelaskan, TPA dilengkapi fitur-fitur yang mampu mendukung aktivitas para penyandang disabilitas sensorik netra.

Seperti mengeluarkan peringatan suara ketika menangkap suatu objek di depannya.

Kemudian juga mampu mendeteksi jarak yang ada di depan tongkat.

"Tongkat ini juga bisa mendeteksi air atau genangan air, mendeteksi asap serta api," kata Risma.

Kemudian ada gelang Gruwi untuk penyandang disabilitas sensorik rungu wicara.

Risma menerangkan, gelang tersebut memiliki fitur tombol panik dengan alarm darurat serta sensor suara dengan pengaturan level tangkapan dan jarak.

Baca juga: Disabilitas Berhak Dapat Kualitas Hidup Layak, Ini Penegasan Mensos Risma di Hari Ketiga AHLF

Ada juga gelang Grita untuk penyandang disabilitas intelektual yang dilengkapi dengan fitur unggulan seperti sensor denyut nadi dengan alarm jika melebihi batas wajar, lampu indikator darurat untuk perhatian sekitar.

Gelang Grita memliki 8 level sensitivitas denyut nadi yang dapat diatur.

Gelang ini juga terkoneksi ponsel untuk mengirim koordinat GPS dan data realtime.

Selanjutnya, Risma dan rombongan meninjau sentra kerajinan tangan.

Di sana, ada penyandang disabilitas berkarya dengan menjahit.

Kemudian ada juga yang mahir membuat kain tenun.

Mereka juga membuat botol tumbler.

Para disabilitas dibekali pendidikan dan keterampilan untuk mampu berwirausaha.

Contohnya, dilatih dalam keahlian terkait, menjahit, memasak, kemampuan service alat elektronik dan masih banyak lagi.

"Program ini membuahkan hasil luar biasa dalam berbagai aspek, antara lain seni, alat bantu, dan perekonomian," ungkap Risma.

"Ini merupakan contoh nyata bagaimana kami melaksanakan program pelatihan kewirausahaan untuk berbagai segmen penyandang disabilitas," sambung dia.

Risma menilai hadirnya Wirajaya Center bisa membuka lapangan pekerjaan sekaligus memberikan perlindungan sosial bagi penyandang disabilitas.

Melalui program kewirausahaan ini, bantuan keuangan diberikan kepada penyandang disabilitas. (*)

Artikel ini telah tayang di Tribun-Timur.com dengan judul Mensos Ajak Delegasi ASEAN Tinjau Alat Bantu Disabilitas di Sentra Wirajaya

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA
KOMENTAR

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved