ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

KKB Papua

SANGAR Sosok Elkius Kobak Gembong KKB Penganiaya Nakes di Amuma Yahukimo, 2 Markasnya Digerebek

Juru Bicara TPNPB Sebby Sambom menyebut Elkius Kobak merupakan panglima TPNPB Kodap XVI Yahukimo. Tampangnya terlihat sangar, dan sadis.

Tribun-Papua.com/Istimewa
Penanggungjawab Kodap 16 Yahukimo, Elkius Kobak bersama dan Komandan Operasi Umum Kodap 16 Yahukimo, Koni Sobolim dan dua pasukan KKB saat meminta TNI-Polri untuk tidak melakukan penyisiran di Yahukimo. 

Tak lama setelah aksi teror itu, Elkius Kobak Cs kena karma.

Kelompok tersebut kehilangan 2 markasnya karena diduduki oleh aparat gabungan TNI dan Polisi yang tergabung dalam Satgas Damai Cartenz pada Sabtu (4/11/2023).

Markas KKB itu terletak di Kali Ei dan Kali Brasa Kabupaten Yahukimo.

"Kami telah berhasil lakukan operasi gabungan di Yahukimo sejak Senin (30/10/2023) dan hari ini, Sabtu (4/11/2023) tim telah berhasil menduduki 2 Markas KKB pimpinan Elkius Kobak yaitu Markas Kali Ei dan Markas Kali Brasa," kata Kepala Operasi Damai Carten, Kombes Faizal Ramadhani.

Hanya, Elkius Kobak dan pasukannya melarikan diri dari kejaran aparat.

Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz, AKBP Bayu Suseno menjelaskan, terdapat sejumlah barang bukti berhasil disita dari kedua markas KKB tersebut.

Antara lain solar sel 4 unit, mesin genset 6 unit, senjata tajam berupa parang, panah dan jubi, 2 buah HT, 2 unit senapan angin, dan 1 stel pakaian loreng khas KKB.

"Ada juga suntikan dan beberapa botol ampul serta sejumlah obat-obatan diduga hasil merampas dari tenaga kesehatan yang dianiaya KKB di Puskesmas Amuma," ungkapnya.

Baca juga: Lima Tenaga Kesehatan Kemenkes Dianiaya KKB di Amuma Yahukimo Papua Pegunungan, Ini Identitas Korban

Aparat gabungn pun terus melakukan upaya penegakan hukum terhadap KKB yang berada di sekitar Yahukimo.

Danur Widuran, satu di antara nakes yang dianiaya KKB menuturkan, ia dan empat rekannya diberi tugas oleh kemenkes untuk melakukan pelayanan kesehatan di Distrik Amuma karena ada informasi mengenai bencana kelaparan.

"Kami nakes dari Kemenkes turun diminta untuk pelayanan kesehatan yang memungkinkan dilakukan di Amuma," kata dia, melansir dari Tribun-Papua.com.

Pada hari pertama tugas, semua berjalan normal dan masyarakat Amuma menyambut baik pelayanan kesehatan yang mereka berikan.

Karena faktor cuaca yang tidak memungkinkan pesawat masuk ke Amuma, maka semua nakes harus bermalam.

"Pada saat pelayanan kami baik-baik saja, karena kami berangkatnya sekitar jam 8-9, sehingga untuk antar-jemput itu tidak memungkinkan. Setelah kami koordinasi dengan kepala puskesmas dan kepala Dinas Kesehatan, mereka katakan tidak apa-apa menginap di sana," tuturnya.

Keesokan harinya, pada saat menunggu kedatangan pesawat, aksi penyerangan kemudian terjadi.

Sumber: Tribun Papua
Halaman 2 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved