ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Teknologi

Warga Kampung Nolokla Sulap Ampas Sagu Jadi Briket, Kini Dipasarkan via Medsos

Briket ini dibuat dari limbah ampas sagu, menunjukkan inovasi dan pemanfaatan sumber daya lokal yang berkelanjutan

Penulis: Noel Iman Untung Wenda | Editor: M Choiruman
Tribun-Papua.com
AMPAS SAGU - Usaha Mikro Briket Ampas Sagu di Kampung Nolokla, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua. 

Laporan Jurnalis Tribun-papua.com, Noel Iman Untung Wenda

TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Usaha Mikro Briket yang terbuat dari Ampas Sagu yang berada di Kampung Nolokla, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura kini berkembang ke pemasaran berbasis Internet of Things (IoT).

Inisiator kegiatan, Jusuf Haurissa yang merupakan Dosen Fakultas Mesin Universitas Sains dan Teknologi Jayapura, (USTJ) mengatakan, pada 2020 pihaknya berinisiatif mengubah cara pandang terhadap penggunaan sumber daya alam (SDA) dimulai di Kampung Nolokla melalui pengelolaan bahan bakar sederhana.

Baca juga: Dari Colo Sagu Kopi Pemda, Partai Demokrat Ajak Masyarakat Kabupaten Jayapura Sukseskan Pemilu 2024

Dikatakan, dalam program pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) tahun itu, Kampung Nolokla mendapat pelatihan dan pendampingan dalam pembuatan briket sarang lebah, yang merupakan alternatif pengganti minyak tanah. 

"Briket ini dibuat dari limbah ampas sagu, menunjukkan inovasi dan pemanfaatan sumber daya lokal yang berkelanjutan," ujarnya kepada Tribun-Papua.com di Kampung Kolokla, Kamis, (21/12/2023).

Lanjutnya,  program yang berlangsung pada tahun 2023 itu,  didanai oleh Dana Hibah Ristek Dikti.

Tim Pengabdian Masyarakat dari Universitas Sains dan Teknologi Jayapura, yang terdiri dari Dr. Ir. Jusuf Haurissa, Gratiana Deodata H.D.P.SE, M.SI, dan Rizkial Achmad, S.Kom., M.T, memimpin proyek ini dengan tujuan khusus.

"Tujuan khususnya adalah membentuk usaha mikro briket di Kampung Nolokla," ujarnya.

Baca juga: Rayakan 30 Tahun Pengabdian, Alumni Akabri 1990 Tanam Puluhan Bibit Pohon Sagu di Depapre

Ia mengatakan, kegiatan ini bukan hanya memperkenalkan wira usaha di kalangan masyarakat, yang sehari-harinya lebih banyak berperan sebagai ibu rumah tangga, tetapi juga melibatkan mereka dalam proses belajar dan memanfaatkan teknologi informasi.

"Mereka diajarkan bagaimana menjalankan bisnis, mempromosikan, dan menjual produk briket mereka melalui pemasaran berbasis Internet of Things (IoT)," ujarnya.

Baca juga: Komoditas Sagu Jadi Fokus Utama dalam Workshop Diservasi Ketahanan Pangan di Kabupaten Keerom

Lebih lanjut kata Dosen Jurusan Mesin ini, dengan upaya ini, telah terbentuk usaha mikro briket dengan nama Marturia Nolokla. 

"Tidak hanya itu, tiga platform pemasaran berbasis IoT juga telah dikembangkan, yaitu Instagram Briket Marturia, Facebook Briket Marturia, dan WhatsApp.

Ketua Kelompok David Wali mengatakan usaha ini telah memberikan dampak signifikan pada peningkatan ekonomi keluarga anggota mitra.

"Masyarakat Kampung Nolokla menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada Universitas Sains dan Teknologi Jayapura serta Ristek Dikti atas dukungan dan perhatian yang diberikan," ungkapnya.

Selain itu, Mereka juga berharap akan mendapatkan bantuan lebih lanjut dari pemerintah daerah dan BUMN untuk membangun rumah produksi.

Baca juga: Selamatkan Papua dari Krisis Pangan, Polres Jayapura Tanam Puluhan Bibit Pohon Sagu di Putali

"Dengan harapan bahwa di masa depan, usaha ini akan berkembang menjadi industri briket yang lebih besar. Kata-kata ini disampaikan oleh  yang mewakili semangat dan aspirasi masyarakat Kampung Nolokla," ujarnya, (*)

Sumber: Tribun Papua
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved