ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Jurnalis Papua Dikeroyok di Nabire

Wartawan di Nabire Dikeroyok Polisi Saat Liput Demo, Kapolres Hanya Bisa Meminta Maaf

Kepada Yulianus Degei dan beberapa wartawan yang mengalami nasib sama, AKBP Wahyudi meminta maaf secara resmi di markasnya.

|
Tribun-Papua.com/Calvin Louis Erari
Kapolres Nabire AKBP Wahyudi Satriyo Bintoro menyampaikan permohonan maaf atas kelakuan anggotanya yang mengeroyok serta merampas alat kerja wartawan saat meliput aksi massa di Nabire, Jumat (5/4/2024). Jurnalis Tribun-Papua.com, Yulianus Degei dipukul serta diintimidasi sejumlah polisi. 

Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Calvin Louis Erari

TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Kapolres Nabire AKBP Wahyudi Satriyo Bintoro menyampaikan permohonan maaf atas kelakuan anggotanya yang mengeroyok serta merampas alat kerja wartawan saat meliput aksi massa di Nabire, Papua Tengah, Jumat (5/4/2024).

Wartawan Tribun-Papua.com, Yulianus Degei dikeroyok saat sedang bekerja meliput aksi massa menuntut proses hukum sejumlah prajurit TNI yang menyiksa warga di Gome, Kabupaten Puncak, hingga viral di media sosial.

Adapun awak media yang mengalami tindakan sewenang wenang dari kepolisian Nabire yakni Elias Douw dari wagadei.id. Kristianus Degey dari seputarpapua.com. Yulianus Degei dari Tribun-Papua.com, dan Melkianus Dogopia dari tadahnews.com.

Kepada Yulianus Degei dan beberapa wartawan yang mengalami nasib sama, AKBP Wahyudi meminta maaf secara resmi di markasnya.

Baca juga: BREAKING NEWS: Polisi Keroyok Wartawan Tribun Papua saat Liput Demo di Nabire, HP Dirampas

"Saya selaku Kapolres Nabire memohon maaf atas tindakan anggota kami yang mungkin di luar kendali maupun kontrol," kata AKBP Wahyudi kepada Tribun-Papua.com, di Nabire.

RICUH - Polisi bertindak represif terhadap massa aksi di Nabire, Jumat (5/4/2024). Mereka memukul mundur massa aksi yang menuntut agar prajurit TNI penyiksa warga di Kabupaten Puncak segera diadili.
RICUH - Polisi bertindak represif terhadap massa aksi di Nabire, Jumat (5/4/2024). Mereka memukul mundur massa aksi yang menuntut agar prajurit TNI penyiksa warga di Kabupaten Puncak segera diadili. (Tribun-Papua.com/Tangkapan Layar)

Ia beralasan tindakan sejumlah anakbuahnya lantaran misskomunikasi.

Pihaknya juga sudah sudah berkomunikasi dengan Yulianus Degei serta beberapa wartawan dari media lainnya di Nabire.

"Dan ternyata kejadian itu dikarenakan misskomunikasi dengan anggota karena mereka belum mengenal yang bersangkutan, yang kebetulan baru meliput kegiatan seperti ini," katanya.

Ia mengeklaim kepolisian akrab dengan wartawan Nabire di lapangan.

"Tapi kalau Yulianus ini baru meliput, dan mungkin saja tidak menyampaikan akan melaksanakan kegiatan peliputan saat aksi tadi, maka itu yang menyebabkan mis di lapangan."

"Namun pada dasarnya kami sudah saling memaafkan, dan apabila ada hal-hal yang lebih lanjut, kami akan melakukan komunikasi lebih intens lagi dengan yang bersangkutan," katanya.

Sementara, wartawan Tribun-Papua.com, Yulianus Degei mengaku mengalami tindakan intimidasi hingga kekerasan fisik dari empat anggota polisi di lapangan.

"Namun saya berharap, kejadian ini tidak terulang lagi, baik saya sendiri dan juga teman-teman wartawan yang lain," ujarnya.

Yulianus bilang kasus ini sudah selesai menyusul permohonan maaf dari Kapolres Nabire.

Sumber: Tribun Papua
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved