ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Info Nabire

Penampang di Nabire Dibunuh Rekannya, Kobran Lalu Digantung: Ditengarai Pembagian Emas

AKBP Wahyudi Satriyo Bintoro mengatakan awalnya pihaknya menemukan kejanggalan karena posisi korban saat tergantung tidak menyentuh tanah.

Istimewa
Ilustrasi Jenazah 

TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Penambang emas di Nabire, Papua Tengah, ditemukan tewas dalam posisi tergantung.

Pria itu ditemukan tewas dengan posisi tergantung di pohon di Kampung Poranai, Distrik Wapoga.

Belakangan, polisi berhasil mengungkap pelaku, menyusul pemeriksaan terhadap korban.

Kapolres Nabire AKBP Wahyudi Satriyo Bintoro mengatakan awalnya pihaknya menemukan kejanggalan karena posisi korban saat tergantung tidak menyentuh tanah.

Polisi juga tidak menemukan tanda-tanda bunuh diri, namun terdapat bekas luka pada dahi sebelah kanan.

Korban pembunuhan berencana

Setelah menemukan sejumlah fakta tersebut, polisi berhasil mengungkap korban ternyata tidak bunuh diri, melainkan korban pembunuhan berencana.

Kapolres Nabire, AKBP Wahyudi Satriyo Bintoro yang didampingi Kasat Reskrim Polres Nabire, AKP Bertu Hardiyka Eka Anwar saat memberi keterangan pers atas hasil pengungkapan kasus pembunuhan berencana yang terjadi di Kampung Poronai, Distrik Wapoga.
Kapolres Nabire, AKBP Wahyudi Satriyo Bintoro yang didampingi Kasat Reskrim Polres Nabire, AKP Bertu Hardiyka Eka Anwar saat memberi keterangan pers atas hasil pengungkapan kasus pembunuhan berencana yang terjadi di Kampung Poronai, Distrik Wapoga. (Tribun-Papua.com/Calvin)

Pelaku kasus ini berinisial DT yang merupakan rekan korban sesama penambang lokal.

"Ini sudah kami ungkap, dimana modus pelaku untuk mengelabui tindakannya, dibuat seolah-olah korban bunuh diri, padahal dibunuh," kata Wahyudi kepada awak media termasuk Tribun-Papua.com, di Nabire, Rabu, (19/6/2024).

Motif pembunuhan

Kemudian sebelum terjadinya pembunuhan, ada dulu keributan antara korban dan pelaku soal pembagian hasil emas 30 gram.

"Di mana sesuai informasi, 15 gram telah hilang dan diduga diambil oleh korban, namun pelaku tidak dapat buktinya, sehingga terjadilah pemukulan dan disaksikan oleh rekan-rekan lain sesama para penambang saat itu," jelasnya.

Dengan demikian, maka munculah niat, dan ide dari pelaku untuk melakukan pembunuhan dengan cara, memotong tali jemuran di camp tempat tinggal, dan mengajak korban ke hutan.

"Setelah di hutan, pelaku langsung ikat leher korban hingga tidak bernafas, setelah itu menggantungnya di dahan pohon," ujarnya. (*)

 

Sumber: Tribun Papua
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved