Info Jayapura
Hari Pertama Kegiatan Belajar Mengajar, Kepsek SMP N 1 Sentani Sebut 7 Siswanya MPLS di Sekolah Lain
sekolah menerima kurang lebih 300 siswa baru, adapun kondisi itu membuat pihaknya menyiapkan kursi dan meja tambahan.
Penulis: Putri Nurjannah Kurita | Editor: Paul Manahara Tambunan
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Putri Nurjannah Kurita
TRIBUN-PAPUA.COM, SENTANI - Hari pertama Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tahun ajaran baru 2024/2025 di SMP Negeri 1 Sentani baru dimulai.
Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Sentani Haryanti Sokoy mengatakan usai pelaksanaan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) pada tanggal 8 dan 9 sesuai dengan kalender akademik, siswa melakukan perkenalan dengan wali kelas dan mengecek ruang belajar.
"Mereka mengecek jadwal, kelas VII dan VIII ini tahun kedua untuk Kurikulum Merdeka, kalau kelas XI masih Kurikulum K-13. Pembagian tugas guru piket, hari pertama sudah berjalan, jadwal sudah di masing-masing kelas, wali kelas sudah ada kesepakatan kelas," katanya ketika ditemui TribunPapua.com di ruangannya, Senin (15/7/2024).
Baca juga: Boaz Solossa dan Papua, Belajar Mencintai Indonesia Sampai Mampus
Haryanti menjelaskan sekolah menerima kurang lebih 300 siswa baru, adapun kondisi itu membuat pihaknya menyiapkan kursi dan meja tambahan.
"Kemarin baru diantar sarana prasarana baru diantar meja kurai untuk 1 ruang, jadi anak-anak belum dapat meja kursi, anak-anak ini 300 anak, lebih tetapi tidak sampai 100," katanya.

"MPLS tidak sampai 400 terus tadi absen juga masih banya yang tidak ada," sambungnya.
Haryanti mengungkapkan masih mengecek ulang data siswa karena terjadi pendobolan data.
Pihaknya telah menerima laporan dari sekolah SMP Negeri 2 Sentani bahwa ada 7 orang siswa yang mengikuti MPLS disana tetapi terdaftar di sekolah yang dipimpinnya.
Baca juga: Peringatan Hari Anak Nasional, DLH Kabupaten Jayapura Terjunkan 200 Petugas Kebersihan
"Kami masih melakukan cross check data karena kemarin ada kepala sekolah yang telepon ketika masukan data siswa di Dapodik terdaftar di SMP Negeri 1. Tetapi MPLS di SMP lain. Makanya dari SMP Negeri 2 juga ada 7 orang siswa yang namanya sudah masuk disana, tetapi anaknya belum tahu ada disini atau disana," katanya.
Menurut dia, terjadi pendobolan data karena siswa mendaftar di dua sekolah supaya ada alternatif lain jika anak tersebut tidak diterima.
"Ini yang kami harus cross chcek, mungkin saja mereka antisipasi jangan sampai tidak masuk dua-duanya. Ini mungkin kedepan kami akan berkolaborasi satu link dua sekolah. Supaya tidak ada tumpang tindih data agar tidak menutup kesempatan bagi siswa lain," ujarnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.