ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Internasional

Perang Suku Meletus di Papua Nugini, 30 Orang Tewas Akibat Bakutembak Gegara Tambang Emas: Lihat Itu

Polisi mengatakan, 30 pria tewas di antara klan yang bertikai dan ratusan wanita dan anak-anak mengungsi, dengan banyak rumah terbakar habis.

Unsplash.com/@r1ppy
Ilustrasi Peluru 

TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Kabar menggemparkan datang dari negara tetangga, Papua Nugini (PNG).

Sebanyak 30 orang dilaporkan tewas akibat ratusan anggota suku terlibat bakutembak di dekat tambang emas negara ini.

Pada Senin (16/9/2024), kepolisian setempat melaporkan pasukan kemanan diberi kewenangan darurat untuk meredakan kekerasan.

Menurut laporan AFP, kerusuhan dimulai pada Agustus ketika penambang ilegal menimbulkan luka yang mengancam jiwa pada seorang pemilik tanah di Lembah Porgera, tempat salah satu tambang emas terbesar di Papua Nugini berada.

Perundingan damai gagal, dan situasi berubah menjadi pertempuran suku yang intens dan menyebabkan 300 tembakan dilepaskan pada hari Minggu saja, menurut komandan polisi Joseph Tondop.

Polisi mengatakan, 30 pria tewas di antara klan yang bertikai dan ratusan wanita dan anak-anak mengungsi, dengan banyak rumah terbakar habis.

Baca juga: GEGER di Papua Nugini, Konflik Antarsuku Meletus: 64 Warga Pegunungan Tewas

Dua pejabat juga tewas saat menunggu tumpangan pulang setelah bekerja, kata Tondop.

Komisaris Polisi David Manning mengatakan kekuatan penuh akan digunakan untuk memulihkan ketertiban di wilayah dataran tinggi yang sulit dijangkau.

 "Sederhananya, ini berarti jika Anda mengangkat senjata di tempat umum atau mengancam orang lain, Anda akan ditembak," kata Manning dalam sebuah pernyataan di akhir pekan.

"Situasi yang memburuk ini disebabkan oleh penambang ilegal dan pemukim ilegal yang mengorbankan pemilik tanah tradisional dan menggunakan kekerasan untuk meneror masyarakat setempat," jelasnya. 

Polisi mengatakan penambang ilegal dari klan Sakar telah menempati tanah milik saingan mereka, suku Piande.

Sementara penjualan alkohol telah dilarang dan jam malam diberlakukan, tambah Manning, yang berjanji untuk mengusir penambang tradisional dari lembah tersebut.

Baca juga: Pesan Paus Fransiskus dari Papua Nugini: Tambang dan Sumber Daya Alam Harus Bermanfaat bagi Rakyat

Konflik suku sering terjadi di dataran tinggi Papua Nugini, tetapi masuknya senjata otomatis telah membuat bentrokan semakin mematikan.

Ledakan pertempuran terbaru telah dipicu oleh keberadaan lebih dari 100 senjata berkekuatan tinggi di tangan yang salah.

Upaya lain yang dilakukan ialah tim keamanan telah ditempatkan di sepanjang jalan raya menuju tambang, menggunakan pengeras suara untuk menyiarkan pesan perdamaian. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved