Cerita
Cerita Mas Agung Perantau Asal Jawa Timur, Nyaman Berdagang Mie Ayam Pangsit di Kota Jayapura
Agung meninggalkan istri dan seorang anak yang masih kecil di Malang, Jawa Timur. Selama berdagang di Jayapura, Agung merasa aman-aman aman saja.
Penulis: Marselinus Labu Lela | Editor: Paul Manahara Tambunan
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Marselinus Labu Lela
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Penghasilan dari usaha mie ayam pangsit di Kota Jayapura, Papua, ternyata jauh dari harapan.
Penyebabnya dikarenakan semakin banyak pedagang menu kuliner yang sama.
Hal itu dialami Agung Listiyanto (36), atau akrab disapa Mas Agung.
Mas Agung berdagang mie ayam pangsit di Jalan Berdikari Nomor 1 Distrik Jayapura Utara sejak 2014.
"Saya jualan mie ayam pangsit dari pukul 10:00-21:00 WIT. Kadang rame kadang tidak," kata Agung kepada Tribun-Papua.com, Kamis (7/11/2024).
Agung meninggalkan istri dan seorang anak yang masih kecil di Malang, Jawa Timur.
Baca juga: Mengadu Nyali di Pesisir Samudra Pasifik, Kisah Pengabdian Nakes Ravenirara
"Saya merantau di Jayapura. Tidak ada waktu buat jalan-jalan karena fokus kerja cari uang buat istri dan anak," ungkapnya.
Agung membanderol seporsi mie pangsit dengan harga Rp 20 ribu.
"Kalau untuk pengahsilan tidak pasti, kadang Rp 200 ribu sampai Rp 300 ribu perhari," jelasnya.
Agung menjajakan mie pangsit di bahu jalan.
Pemerintah Provinsi Papua mengutip pajak retribusi dari Agung.
Hitungan tarifnya Rp 100 ribu permeter. Lapak usaha Agung sendiri menggunakan lahan seluas 5 meter pesegi.
Setiap bulan, ia menyetorkan Rp 500 ribu ke Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Papua.
"Kami setor ke Bapenda karena mereka yang memberi izin tempat untuk jualan," katanya.
Awalnya, pada 2014, Agung menjual mie ayam pangsit secara mobile, menggunakan gerobak
ke arah Dok II hingga Dok V.
Baca juga: Antrean BBM di Jayapura Mengular, Truk Parkir di Trotoar Merampas Ruang Penjalan Kaki
"Sekarang kami dilarang berjualan keliling. Kalau kedapatan maka gerobak dan barang julan disita Satpol PP," ungkapnya.
Selama berdagang di Jayapura, Agung merasa aman-aman aman saja.
Ia takpernah merasa takut akan situasi keamanan di wilayah ini.
"Saya selalu merindukan Kota Jayapura kalau kembali Jawa. Saya sering pulang pergi Jayapura-Jawa," tandasnya. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/papua/foto/bank/originals/istiyanto-36-menjajakan-mie-ayam-pangsit.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.