KKB Papua
Organisasi Papua Merdeka Tebar Teror di Yalimo, Dua Warga Sulawesi Tewas Dibantai: Ini Identitasnya
Korban merupakan warga perantau dari Sulawesi Selatan yakni yakni Efraim (36) dan Abdeno Todona (33) tewas ditembak dan dibantai.
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA — TNI menuding militan Organisasi Papua Merdeka (OPM) sebagai aktor pembunuhan dua warga sipil di Kabupaten Yalimo, Papua Pegunungan.
Kedua korban yakni Efraim (36) dan Abdeno Todona (33) tewas ditembak dan dibantai.
Korban merupakan warga perantau dari Sulawesi Selatan, yang bekerja sebagai tukang snso kayu di wilayah itu.
Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Letnan Kolonel (Inf) Candra Kurniawan menduga penembakan dilakukan oleh kelompok Aske Mabel, mantan anggota polisi yang melarikan diri pada pertengahan 2024.
Adapun insiden penembakan ini terjadi di Kampung Hobakma, Distrik Elelim, Rabu (8/1/2025), pukul 12.00 WIT.
”Pelaku dalam pengejaran aparat keamanan TNI-Polri. Kedua korban ini berhasil dievakuasi dan langsung dibawa menuju Puskesmas Elelim,” kata Candra, Kamis (9/1/2025).
Juru bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM), Sebby Sambom, menyatakan, Aske Mabel terlibat dalam penembakan tersebut.
Baca juga: Kapolda Papua Sebut Pembunuh Dua Tukang Senso Kayu di Yalimo Anggota Kelompok Kriminal Bersenjata
Aske diperintahkan oleh Jeffrey Pagawak Bomanak, salah satu pimpinan OPM di wilayah Papua.
Sebby juga mengklaim, teror penembakan di Hobakma merupakan aksi keenam yang dilakukan oleh Aske Mabel.
Pada periode Desember 2024, Aske dilaporkan melakukan dua kali penembakan kepada warga sipil di Distrik Abenaho, Kabupaten Yalimo.
”Semuanya dilakukan Aske Mabel atas perintah Jeffrey Pagawak Bomanak,” ujar Sebby.
Saat dihubungi Kamis pagi, Kepala Bidang Humas Polda Papua Komisaris Besar Ignatius Benny Ady Prabowo menyatakan, saat ini pihaknya masih berkoordinasi dengan Polres Yalimo dan Satgas Damai Cartenz.
Melarikan diri
Aske Mabel merupakan anggota Polres Yalimo berpangkat brigadir dua yang melarikan diri pada Juni 2024 dengan membawa empat senjata api laras panjang dan 60 butir amunisi.
Saat itu, Aske dilaporkan melarikan diri ke hutan Yalimo.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.