Warga Maluku di Papua
Warga Maluku di Papua Saling Serang Pada “Baku Pukul Menyapu” di Kota Jayapura
"Tradisi ini juga menjadi simbol perjuangan Kapitan Telukabessy melawan penjajah Portugis pada abad ke-16. Ini merupakan simbol persatuan dan budaya y
Penulis: Taniya Sembiring | Editor: Marius Frisson Yewun
Laporan Wartawan Tribun Papua.com, Taniya Sembiring
TRIBUN-PAPUA COM, JAYAPURA - Masyarakat Maluku Tengah menggelar tradisi unik yaitu “baku pukul menyapu” di Porasko, Kota Jayapura, Provinsi Papua Senin (7/3/2025).
Kegiatan ini bagian dari perayaan 7 Syawal dalam kalender Islam dan sudah 6 kali digelar di Kota Jayapura.
Tradisi ini menjadi simbol persatuan perdamaian dan pelestarian budaya yang telah berlangsung secara turun temurun sejak abad ke-17.
Baca juga: Ikemal Papua Bagi Takjil Gratis Menyambut Hari Pahlawan Pattimura dan Wujudkan Toransi
Baku pukul menyapu melibatkan dua kelompok pemuda yang saling berhadapan dan saling memukul atau saling serang satu sama lain menggunakan sapu lidi dari pohon enau.
Para peserta bertelanjang dada mengenakan ikat kepala dan menggunakan celana berwarna merah atau hijau, untuk membedakan kelompok.
Baca juga: Ikemal Biak-Supiori dan Ikatan Keluarga Nusahulawano Kenang Perjuangan Martha Christina Tiahahu
Meskipun tubuh mereka terluka akibat lidi, tradisi ini dilakukan dengan semangat kebersamaan tanpa ada rasa dendam.
Ketua Ikatan Keluarga Maluku Papua Cristian Sohilait menjelaskan bahwa, baku pukul menyapu merupakan tradisi yang diciptakan oleh Iman Tuni, seorang tokoh Islam dari Maluku, sebagai perayaan atas keberhasilan pembangunan Masjid Mamala Maluku Tengah.
Baca juga: BEREDAR Pesan Provokasi Warga Maluku di Papua, Pengurus Ikemal: Jangan Percaya, Itu adalah Hoaks!
"Tradisi ini juga menjadi simbol perjuangan Kapitan Telukabessy melawan penjajah Portugis pada abad ke-16. Ini merupakan simbol persatuan dan budaya yang harus tetap dilestarikan," kata Cristian Sohilait kepada Tribun-Papua di Jayapura.
Menurut salah satu peserta baku pukul menyapu, Akbar asal daerah Morella Maluku Tengah menjelaskan yang bisa mengikuti tradisi ini hanya orang dewasa.
Baca juga: Sukseskan Pemilu 2024, Warga Ikemal Kabupaten Jayapura Diimbau Gunakan Hak Pilih Secara Baik
Menariknya bekas luka sabetan dari sapu lidi tersebut bisa sembuh hanya dalam 3 hari saja dengan menggunakan bahan-bahan tradisional seperti getah dari daun jarak.(*)
Tribun-Papua.com
Kota Jayapura
Porasko Kota Jayapura
Maluku
Warga Maluku di Papua
Warga Maluku di Kota Jayapura
Baku Pukul Menyapu
Tradisi Maluku
Christian Sohilait
IKEMAL Papua
Ketua Ikemal Pusat di Tanah Papua
| Dosen UGM : Peningkatan Mutu PT Papua Harus Dimulai dari Kedisiplinan |
|
|---|
| UKM KMK Uncen Sambut 70 Anggota Baru Lewat Temu Akrab |
|
|---|
| Wadah Keturunan Kanaki Biak di Yapen Terbentuk Setelah 1 Abad |
|
|---|
| Pesan Khusus Wakil Sekretaris Sinode di Tanah Papua: Pembangunan Gereja Wujud Pertumbuhan Iman |
|
|---|
| Optimistis Kencang, Pebalap Astra Honda Siap Melesat di JuniorGP Barcelona |
|
|---|

Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.