ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Sosok Inspiratif

Perjalanan Bertus Asso Melawan Buta Aksara di Papua, Ciptakan Metode Ajar: Hidupkan Mimpi Soekarno

Bung Karno turun langsung mengajar. Pada Minggu, 14 Maret 1948, Soekarno turun ke desa-desa di Blitar dan mulai mengajari warga baca tulis.

|
Tribun-Papua.com/Paul Manahara Tambunan
SOSOK - Bertus Asso dalam sebuah wawancara di Kota Jayapura, Papua, Kamis (1/5/2025) sore. Bertus baru saja meluncurkan dua buku edukasi yaitu “Huruf Bung Karno – Proses Pengenalan Huruf, Suku Kata, Kalimat dan Paragraf – Lima Huruf Vokal Bung Karno (a,i,u,e,o)”, dan berjudul “75 Tahun Bertemu Kembali – Papua Mengukir Huruf Bung Karno yang Terlupakan”. 

Semuanya itu merupakan hasil riset, napak tilas jejak Soekarno di berbagai daerah, perenungan, dan pengumpulan arsip.

Tiga tahun lamanya Bertus melakukan perjalanan guna mengumpulkan informasi primer dan sekunder terkait perjalanan Soekarno

Mulai Blitar, Tulungagung, Yogyakarta, Bali, Ende, hingga Berastagi di Sumatera Utara. 

Politisi PDI Perjuangan itu betul-betul menjadikan perjalanan Soekarno sebagai inspirasi. Ia seperti berdialog imajiner dengan founding father selama proses penulisan buku tersebut.

Alhasil, bukunya pun tuntas hingga diluncurkan di Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan pada 14 Maret 2025.

"Saya mau bilang, untuk menuju Indonesia Emas 2045, sangat penting kita berantas buta huruf di seluruh wilayah Indonesia," kata Bertus, sembari menunjukkan dua judul buku yang baru ia cetak.

Menilik sejarah, Soekarno punya banyak cara pendekatan memberantas buta aksara. Tentunya dengan metode ajar yang mudah dipahami.

Soekarno juga dikenal selalu dekat dengan rakyatnya.

Dalam berbagai momen, Bung Karno selalu menyebut rakyat sebagai urat nadi, kekuatan, lalu menggambarkannya sebagai Marhaen serta 'wong cilik' yang harus diperjuangkan.

Kobarkan literasi di Papua

Tak sampai di situ, Bertus Asso ternyata punya mimpi besar untuk mencerdaskan generasi muda Papua lewat literasi, sekaligus memberantas buta aksara.

Pada 14 Maret 2025, Bertus mendeklarasikan berdirinya sebuah lembaga non-profit  bernama Yayasan Bantulah Usaha Pemberantasan Buta Huruf Indonesia (YBUPBHI).

Nama yayasan itu terinspirasi dari gagasan Bung Karno, bapak ideologisnya. Nantinya, yayasan tersebut sebagai wadah perjuangan dan dedikasi untuk pendidikan di Tanah Papua.

Paling tidak, menyasar sekolah dasar serta komunitas sejarah di berbagai daerah.

“Pemikiran Bung Karno itu saya kemas menjadi sebuah metode belajar untuk anak-anak SD dan juga masyarakat umum yang tidak bisa belajar, baik itu pelajaran umum," ungkapnya.

Sumber: Tribun Papua
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved