ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Papua Pegunungan Terkini

BPS Papua Pegunungan Sebut Pergerakan Ekonomi di Jayawijaya Melambat, Begini Akibatnya

semua masalah itu kembali kepada belanja pemerintah daerah seperti belanja pegawai, dana perimbangan yang lain, hingga dana desa.

Tribun-Papua.com/Amatus Huby
Kepala BPS Provinsi Papua Pegunungan, Arther Ludwig Pamiasa saat ditemui Tribun-Papua.com di ruang kerjanya, di Wamena, Rabu (18/6/2025). 

Laporan wartawan Tribun-Papua.com, Amatus Huby 

TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAWIJAYA - Badan Pusat Statistik (BPS) Papua Pegunungan menyebut perputaran ekonomi di wilayah tersebut cukup berpengaruh dari situasi dan kondisi keamanan serta aliran dana pemerintah membuat perekonomian lesu.

Apalagi kota Wamena mempunyai inflasi yang cukup tinggi, 5,75 persen. 

Kepala BPS Provinsi Papua Pegunungan, Arther Ludwig Pamiasa mengakui adanya pengaruh dari situasi dan kondisi keamanan akhir-akhir ini.

"Jayawijaya sebagai kota yang memiliki Indeks Harga Konsumen (IHK) yang menjadi tolak ukur untuk Papua Pegunungan mempunyai Inflasi 5,75 persen artinya harga barang ikut naik, dan ketersediaan barang juga membuat pasaran lesu," ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya, di Wamena, Rabu (18/6/2025).

Baca juga: OPM Tebar Teror di Wamena, Egianus Kogoya 5 Kali Beraksi di Wilayah Jayawijaya Sejak Januari 2025

Lebih lanjut dia mengatakan semua masalah itu kembali kepada belanja pemerintah daerah seperti belanja pegawai, dana perimbangan yang lain, hingga dana desa.

Itu cukup mempengaruhi daya beli dari masyarakat. Oleh karena itu situasi perekonomian saat ini meskipun tetap bergerak namun lambat.

"Aliran dana dari pemerintah daerah apabila tidak di belanjakan otomatis masyarakat mau dapat apa, belanja pegawai itu bukan hanya perjalanan dinas, tapi termasuk gaji, TPP, dan tunjangan lainnya, kalau tidak di kucurkan tentunya tak ada peredaran uang," katanya

Bila semua program dan kegiatan pemerintah lancar maka masyarakat juga mendapatkan manfaatnya, karena semua butuh makan.

Artinya, petani yang menyediakan barang dibawa ke pasar dan pegawai yang punya dananya membeli atau terjadi sistem barternya di situ.

"Jadi, harapan saya dengan kondisi yang sudah aman ini bisa lebih baik lagi dan kedepan semua aktifitas bisa berlangsung ditengah -tengah masyarakat, ASN yang merupakan representatif dari negara hadir untuk bisa menopang masyarakat," pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved