Info Kejadian Puncak
Bencana Longsor di Beoga Kabupaten Puncak, Pemerintah Dianggap Tak Bertindak Profesional
Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Para warga berhasil menyelamatkan diri meski sejumlah kerugian materiil tak dapat dihindari
Penulis: Yulianus Magai | Editor: Paul Manahara Tambunan
Laporan Wartawan Tribun Papua, Yulianus Magai
TRIBUNPAPUA.COM, JAYAPURA- Bencana longsor melanda Kampung Milawak, Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua Tengah, Kamis (4/5 2025) pukul 02.30 WIT.
Longsor susulan kembali terjadi pada 8 Mei 2025.
Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut.
Para warga berhasil menyelamatkan diri meski sejumlah kerugian materiil tak dapat dihindari.
Kerugian akibat longsor meliputi, alat-alat dapur dan pakaian milik warga yang terendam lumpur.
Lalu, tanaman warga di sepanjang tepi kali ikut tersapu dan sulit didata satu per satu, serta pagar rumah dan kolam ikan milik warga rusak parah.
Baca juga: Freeport dan YPMAK Serahkan Bantuan untuk Warga Tsinga Terdampak Longsor
Nelhol Magai, seorang intelektual asal Beoga, kepada Tribun-Papua.com, Senin (30/6/2025), mengungkapkan kekecewaannya terhadap Pemerintah Kabupaten Puncak yang dinilai tidak profesional dalam menangani bencana tersebut, khususnya di wilayah Dapil II.
“Saya orang pertama yang melaporkan kejadian ini ke Dinas Sosial dan Sekda Kabupaten Puncak, tapi tidak ada respons. Pemda pilih kasih dan tidak profesional. Ini menyakitkan bagi kami sebagai warga,” kata Nelhol.
Ia juga mengungkapkan bahwa keluarganya pernah menjadi korban dalam bencana serupa pada tahun 2019, yang menyebabkan adik kandungnya hanyut terseret longsor di kampung yang sama, meski di aliran kali berbeda.
“Kami sama-sama masyarakat Puncak, kenapa yang duluan lapor diabaikan, sementara yang belakangan justru cepat ditangani? Apa bedanya kami? Ini bentuk ketidakadilan,” ungkapnya.
Baca juga: Penembakan Pesawat di Beoga Papua Tengah Disebut Terkait Pemilu, Polisi: Pelaku KKB
Nelhol juga mempertanyakan kinerja Dinas Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Puncak.
“Apakah dinas tersebut benar-benar ada dan bekerja nyata? Sampai sekarang kami belum melihat bukti konkret,” ujarnya.
Dalam bencana longsor kali ini, keluarga yang terdampak paling besar adalah, Martinus Magai Nataniel Magai
Nelhol berharap pemerintah daerah belajar dari kejadian ini dan tidak lagi bersikap diskriminatif dalam penanganan bencana.
"Saya berharap pemerintah segera atas permasalahan ini tanpa beda bedakan," pungkasnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.