TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Ketua ABPTP, Befa Yigibalom, mengutuk aksi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang menewaskan delapan karyawan PT Palapa Timur Telematika (PTT) di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua belum lama ini.
Diketahui ABPTP adalah singkatan dari Asosiasi Bupati Pegunungan Tengah Papua.
"Terkutuklah orang yang menumpahkan darah orang yang tidak bersalah," ujar Ketua ABPTP Befa Yigibalom melalui keterangan tertulis, Rabu (9/3/2022).
Baca juga: ABPTP Kutuk Penyerangan KKB yang Tewaskan 8 Pekerja PTT: Menumpahkan Darah Orang Tak Bersalah
“Harusnya (KKB) berhadapan dengan yang memiliki senjata juga seperti TNI-Polri, masak warga sipil pun dibantai. Di saat darah orang tidak berdosa ditumpahkan itulah kutuk dinyatakan," sambungnya.
Dikatakan, para pekerja PTT yang sebagian besarnya berasal dari luar Papua sebagai pahlawan karena berperan besar terhadap pemerintah dalam membuka keterisolasian di daerah terpencil di Papua.
"Masih banyak daerah terisolasi di Papua yang membutuhkan sentuhan pembangunan," ujarnya.
Selain itu, kata Befa, tak banyak orang yang mau bekerja di wilayah pelosok termasuk di Papua.
Oleh karena itu, Befa sangat menyesalkan aksi tidak manusiawi yang justru membuat para pekerja di kawasan terisolasi menjadi korban.
Baca juga: Billy Garibali, Karyawan PTT Korban KKB di Puncak Dimakamkan, Keluarga: Dia Jarang Bicara
"Tindakan itu sangat tidak terpuji karena menumpahkan darah orang-orang yang yang bekerja untuk membuka keterisolasian Papua namun dibunuh dengan kejam," kata Befa.
Sebelumnya, delapan pekerja jaringan telekomunikasi tewas ditembak Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Beoga, Kabupaten Puncak, Papua, Rabu (2/3/2022).
Para korban diserang saat memperbaiki Tower Base Transceiver Station (BTS) 3 Telkomsel yang berada di ketinggian dan belum terdapat akses jalan darat.
Baca juga: Kedatangan Jenazah Renal Tentua, Karyawan PTT Korban KKB Disambut Isak Tangis di Ambon
Kronologi Diketahui ada Serangan KKB
PT Palapa Timur Telematika (PTT) mengatakan terdapat dugaan gangguan keamanan pada tower B3 milik perusahaan yang terindentifikasi dari kamera pemantauan pada lokasi tower tersebut di Rabu (2/3/2022) dini hari.
Sesuai rilis pers yang diterima Tribun-Papua.com, Sabtu (5/3/2022) malam dari Humas PT Palapa Timur Telematika, Rabu pagi, perusahaan mengirimkan logistik menggunakan helikopter ke lokasi tower B3.
Namun ditemukan kondisi tidak terdapat karyawan dari perusahaan pada lokasi tersebut, sehingga ditindak lanjuti dengan penelaahan rekaman kamera pemantau.
Penelaahan pada rekaman kamera pemantau dini hari mengindikasikan terdapat aktivitas dari orang tak dikenal yang dugaan sementara adanya potensi gangguan keamanan, atas hal tersebut Perusahaan segera mencoba melakukan kontak terhadap 4 karyawan perusahaan.
Empat karyawan dari kontraktor Perusahaan dan satu orang masyarakat lokal pemandu, namun ditemukan kendala-kendala, sehingga tindak lanjut atas hal tersebut pada Rabu.
Perusahaan memutuskan mengirimkan helikopter ke lokasi tower demi mendapatkan informasi situasi lapangan, yang mana terkendala oleh cuaca yang buruk.
Baca juga: Pahlawan Telekomunikasi Itu Berpulang, Istri Histeris Tak Kuasa Liat Suaminya Meninggal
Belum ada tinjauan langsung di lokasi tower Perusahaan akibat terkendala akses dan cuaca, sehingga perusahaan belum dapat memberikan konfirmasi terkait informasi yang beredar di sejumlah media massa atas korban jiwa dan luka-luka maupun kondisi fisik tower B3.
Sebagai informasi, Lokasi tower B3 berada di ketinggian di atas 3000 mdpl dan hanya dapat ditempuh menggunakan Helikopter. Kondisi cuaca saat ini menghambat proses identifikasi tim menuju lokasi tower.
Perusahaan mengupayakan yang terbaik demi memastikan keselamatan para karyawannya dan masyarakat lokal pemandu serta keamanan dari lokasi site Perusahaan.
Baca juga: APJII: 8 Karyawan PTT yang Tewas dari KKB Adalah Pahlawan Telekomunikasi
Melalui permintaan-permintaan bantuan dan pendampingan dari aparat keamanan (TNI dan Polri) dan Pemerintah Pusat serta pemerintah daera.
Untuk melakukan tindakan-tindakan pengamanan terhadap seluruh site dari proyek Palapa Ring Timur yang merupakan Proyek Strategis Nasional Infrastruktur Prioritas.
Khususnya dalam kejadian ini meminta bantuan evakuasi dari aparat keamanan terhadap karyawan Perusahaan, karyawan dari kontraktor Perusahaan dan masyarakat lokal pemandu.
Tindakan-tindakan keamanan tersebut sangat diperlukan dengan dukungan penuh dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah serta aparat keamanan (TNI dan Polri) mengingat gangguan-gangguan keamanan oleh orang yang tidak dikenal pada lokasi site-site Perusahaan telah terjadi berulang kali, sejak 2019 dimana opersional proyek Palapa Ring Timur dimulai.
Dukungan penuh tersebut diperlukan mengingat proyek tersebut adalah Proyek Strategis Nasional Infrastruktur Prioritas yang memberikan layanan telekomunikasi pada masyarakat.
Baca juga: PTT Tanggung Penuh Biaya Pemakaman 8 Karyawan yang Tewas Ditembak KKB Papua
Sebelum kejadian tersebut, tower B3 pada kondisi proses perbaikan dalam rangka recovery jaringan telekomunikasi yang mana pekerja tersebut dalam aktivitasnya melakukan recovery jaringan yang diharapkan layanan telekomunikasi terhadap masyarakat Papua dapat dipulihkan.
Perusahaan telah mengupayakan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan layanan telekomunikasi Palapa Ring Timur tetap berfungsi dengan baik.
Dimana hingga saat ini tidak terdapat gangguan jaringan yang bersifat material pada jaringan telkomunikasi Palapa Ring Timur secara keseluruhan, begitupula mengupayakan yang terbaik untuk melakukan evakuasi terhadap karyawannya. (*)
Artikel ini sebagian telah tayang di Tribunnews.com