Kericuhan di Yalimo
Tragedi di Yalimo: Perselisihan Siswa Berujung Kerusuhan, Aparat Diserang, Bangunan Terbakar
Dugaan adanya ujaran bernada rasis menjadi pemantik emosi yang kemudian meluas ke luar lingkungan sekolah.
Penulis: Taniya Sembiring | Editor: Paul Manahara Tambunan
Laporan Wartawan Tribun Papua com, Taniya Sembiring
TRIBUN PAPUA.COM, JAYAPURA - Kota Elelim berubah menjadi mencekam ketika perselisihan antar siswa di sebuah SMA memicu kerusuhan besar yang melibatkan kelompok masyarakat, menyebabkan pembakaran bangunan dan serangan terhadap aparat keamanan.
Sekitar pukul 07.30 WIT, personel Polres Yalimo yang hendak melaksanakan apel pagi menerima laporan adanya keributan di SMA Negeri 1 Elelim.
Berdasarkan keterangan dari Kabid Humas Polda Papua Kombes Cahyo Sukarnito mengatakan, saat tiba di lokasi, mereka mendapati sejumlah bangunan di sekitar sekolah telah terbakar.
Baca juga: BREAKING NEWS: Yalimo Bergejolak, Pelajar Bakar Kios Akibat Dugaan Rasisme
"Jadi ketika mencoba mengamankan situasi lima personel Polres diserang oleh massa, memaksa mereka mundur ke markas, akibatnya salah satu anggota kami mengalami luka serius akibat terkena anak panah di kepala dan kini tengah dirawat intensif di RSUD Yalimo," jelasnya saya diwawancarai Tribun Papua di Jayapura Selasa 16 September 2025.
Menurut informasi awal, kerusuhan dipicu oleh perselisihan dua siswa yang duduk satu meja.
Dugaan adanya ujaran bernada rasis menjadi pemantik emosi yang kemudian meluas ke luar lingkungan sekolah.

Aparat masih melakukan inventarisasi kerusakan, termasuk laporan bahwa kios milik warga turut dibakar.
Pemerintah Kabupaten Yalimo bersama aparat keamanan, termasuk bantuan satu pleton Brimob dari Wamena, kini tengah berupaya mengendalikan situasi dan mencegah kerusuhan meluas.
Baca juga: Pelajar Yalimo Bakar Kios Akibat Ucapan Rasis, Polisi Cegah Konflik Meluas
Kapolda Papua menghimbau seluruh masyarakat untuk menahan diri, tidak terprovokasi, dan menghindari aksi main hakim sendiri.
“Negara hadir untuk menegakkan hukum dan menjaga persaudaraan. Kita semua adalah satu keluarga besar, tanpa membedakan suku, agama, atau warna kulit,” tegasnya. (*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.