Kerusuhan di Manokwari
Polisi Buru Pemilik Akun yang Provokasi Warga Papua dan Picu Kerusuhan di Manokwari
Polisi memburu pemilik akun yang diduga menyebarkan konten provokatif kepada masyarakat Papua.
Belakangan, polisi mengembalikan mereka. Sebab, tidak ditemukan adanya unsur pidana.
Rupanya, proses hukum terhadap mahasiswa ini menuai solidaritas warga Papua. Salah satunya di Manokwari.
Warga, Senin pagi, turun ke jalan untuk memprotes hal tersebut.
Tuntutan yang mereka usung adalah menolak diskriminasi dan persekusi terhadap mahasiswa Papua.
Bahkan, mereka juga berteriak menolak rasisme. Aksi unjuk rasa berubah kerusuhan.
Pengunjuk rasa dengan membakar kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Papua Barat di Jalan Siliwangi, Manokwari.
Selain Gedung DPRD, massa juga membakar sejumlah kendaraan roda dua dan roda empat.
• Massa di Manokwari Lempari Aparat dengan Batu dan Kayu, Kapolda Papua Barat dan Pangdam Dievakuasi
Tidak hanya itu, massa juga melakukan pelemparan terhadap Kapolda Papua Barat dan Pangdam XVIII/Kasuari, yang datang untuk menenangkan massa. Untuk menghentikan aksi anarkis tersebut, polisi terpaksa menembakan gas air mata.
Dedi memastikan, meski sempat terjadi kerusuhan, namun kepolisian dibantu TNI saat ini sudah berhasil mendinginkan massa di Manokwari.
Polri menerjunkan 7 SSK (Satuan Setingkat Kompi), sementara TNI menerjunkan 2 SKK untuk mengendalikan situasi di Manokwari.
"Untuk situasi, secara umum masih dapat dikendalikan oleh aparat kepolisian, baik Polda Papua Barat serta Polres di sekitar Manokwari bersama-sama TNI. Konsentrasi massa saat ini masih ada di satu titik saja, titik lain berhasil dikendalikan," ujar Dedi.
(Devina Halim)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Bareskrim Buru Pemilik Akun yang Memprovokasi Warga Papua