Kerusuhan di Papua
5 Fakta Aksi Unjuk Rasa Mahasiswa Papua di Depan Istana, Teriakkan Referendum Berulang-ulang
Sejumlah mahasiswa Papua dari Aliansi Mahasiswa Anti-Rasisme, Kapitalisme, Kolonialisme, dan Militerisme, menggelar aksi unjuk rasa di depan istana.
Sebagian dari mereka menutupi wajahnya dengan memakai topeng monyet. Mereka juga menyalakan lilin.
Massa aksi Kamisan dan mahasiswa Papua bersama-sama melakukan aksi diam selama 15 menit.
3. Teriakkan referendum

Mahasiswa Papua meneriakkan referendum saat berunjuk rasa di Taman Pandang Istana.
Menurut mereka, referendum adalah cara yang tepat untuk mengakhiri tindakan diskriminasi, rasis, dan pelanggaran hak azasi manusia (HAM) terhadap masyarakat Papua.
• Lenis Kogoya: Jokowi Paham Semua Persoalan di Papua, Saya Tak Tahu kalau Presiden yang Dulu
"Tujuan kami referendum. Itu cara paling tepat untuk menyelesaikan pelanggaran HAM. Cara paling demokratis adalah memberikan hak menentukan nasib sendiri," ujar seorang orator.
Mereka berulang-ulang meneriakkan referendum.
"Referendum?" kata seorang orator. "Yes," sahut massa aksi.
Massa menyatakan bahwa rakyat Papua tidak membutuhkan otonomi khusus (otsus).
Mereka hanya ingin menentukan nasibnya sendiri.
"Orang Papua ingin merdeka, bukan otsus, bukan pembangunan," kata orator.
• Aktivis Sebut Ada 1 Presiden yang Bisa Pahami Rakyat Papua: Beliau Mengerti Apa yang Kami Inginkan
4. Konvoi

Aksi unjuk rasa mahasiswa Papua berakhir sekitar pukul 17.40 WIB.
Mereka kemudian bergerak menuju kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat.
Mereka konvoi melalui Jalan Medan Merdeka Barat.