ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Cerita Yohana Yambise, Gugup Harus Pimpin Banyak Orang yang Bukan dari Papua saat Awal Jadi Menteri

Menteri PPPA, Yohana Yembise mengenang masa-masa ketika dirinya ditunjuk sebagai menteri Joko Widodo-Jusuf Kalla, Oktober 2014.

instagram.com/kemenpppa
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Yembise 

TRIBUNPAPUA.COM - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Yohana Yembise mengenang masa-masa ketika dirinya ditunjuk sebagai menteri Joko Widodo-Jusuf Kalla, Oktober 2014.

Sebagai seorang perempuan yang lahir di tanah Papua, Yohana mengaku terkejut didaulat sebagai menteri.

Ia pun sempat tak menyangka dipercaya memimpin sebuah kementerian negara.

Bertemu Komisioner HAM PBB di Australia, Veronica Koman Bahas soal Papua Barat

"Pertama memang saya agak sedikit shock karena tiba-tiba kan diumumkan saya menjadi Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak," kata Yohana dalam sebuah wawancara khusus bersama Kompas.com di Waropen, Papua, Kamis (10/9/2019).

Kala itu, 21 Oktober 2014 atau sehari setelah Jokowi-JK dilantik sebagai Presiden dan Wakil Presiden RI, Yohana mengaku dihubungi oleh pihak Istana yang membawa kabar dari Presiden.

Proses berlangsung begitu cepat.

Dalam kurun waktu kurang dari satu minggu, Yohana yang semula menetap di Jayapura sudah harus pindah ke Jakarta.

Ia pun dilantik sebagai seorang menteri.

Kecam Separatis yang Senang Wiranto Ditusuk, Tokoh Muda Papua: Jangan Lagi Kalian Mem-bully

Yohana awalnya berpikir bakal ditempatkan di kementerian bidang pendidikan.

Hal ini mengingat latar belakang dirinya sebagai seorang dosen di Universitas Cenderawasih, Jayapura.

Namun, setelah menempati kursi sebagai Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, ia sadar bahwa bidang keilmuannya amat berguna untuk pengambilan kebijakan di kementeriannya.

"Saya merasa bahwa pemimpin perempuan dan anak ini naluri keguruan harus ada. Itu sangat membantu sekali dengan analogi saya sebagai seorang guru, melihat perempuan dan anak ini adalah pusat perhatian dalam hal berhubungan dengan SDM karena kami di perguruan tinggi ini memang memproduksi SDM," ujarnya.

Undang Anak SD Papua ke Istana, Jokowi: Makan Dulu, Habis Itu Nanti Jalan-jalan Keliling Jakarta

Yohana sempat merasa gugup saat mengetahui dirinya adalah seorang Papua yang harus memimpin banyak orang yang bukan berasal dari Papua.

Namun, ia berusaha untuk percaya pada dirinya sendiri. Pengalaman dan jam terbang yang tinggi pun akhirnya membawa Yohana mantap duduk di kursi menteri.

"Saya pindah dari nuansa mileneesia karena itu kan kebanyakan orang Papua, tiba-tiba saya ke pemerintahan pusat di mana mayoritas orang non Papua yang ada di situ. Saya kaget bagaimana saya merangkul ini," ujarnya.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved