ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Mantan Jurnalis di Sumut Ditemukan Tewas Mengenaskan, Berikut Daftar Pembunuhan Pekerja Media

Kasus pembunuhan dua pria yang satu di antaranya mantan jusrnalis terjadi di Labuhanbatu, Sumatera Utara.

Editor: mohamad yoenus
Grafis Tribunwow/Kurnia Aji Setyawan
Ilustrasi Pembunuhan 

Ia menghembuskan nafas terakhirnya tiga hari kemudian, 16 Agustus 1997, setelah mengalami luka parah di kepala.

Ketua Divisi Advokasi AJI Jakarta, Erick Tanjung, menyebut kasus kekerasan terhadap jurnalis selama tiga tahun terakhir didominasi oleh aksi represif polisi dan kelompok masyarakat terhadap wartawan saat melakukan peliputan unjuk rasa.

"(Tahun) 2016 paling tinggi, itu 81 kasus kekerasan terhadap jurnalis," ungkap Erick kepada BBC News Indonesia.

Sementara pada tahun 2017 angka itu menurun jadi 60 kasus, dan kembali meningkat menjadi 64 kasus di tahun 2018.

Kasus-kasus tersebut melingkupi aksi kekerasan fisik, persekusi online (doxing), hingga persekusi di lapangan oleh massa.

TERNYATA Dibunuh, Pasangan Suami Istri yang Jasadnya Ditemukan Tergantung di Jembatan Sei Kalundang

Isu politik dinilai sebagai topik pemberitaan yang paling banyak menyebabkan terjadinya kasus kekerasan terhadap awak media.

"2016 kenapa banyak? Karena ini berdekatan dengan situasi politik jelang Pilkada DKI Jakarta. Nah, itu banyak terjadi kasus kekerasan (terhadap jurnalis) oleh kelompok-kelompok warga, kelompok yang intoleran," tuturnya.

Meski demikian, menurut Erick, selama tiga tahun terakhir, aparat kepolisian dinilai sebagai pihak yang paling sering melakukan kekerasan terhadap wartawan.

Aksi itu, menurutnya, dilakukan ketika wartawan tengah meliput penanganan dari aparat kepolisian.

"ketika menangani massa aksi dengan tindakan represif, pemukulan, kekerasan, dan tembakan gas air mata".

"Banyak yang diambil paksa handphonenya, dihapusin foto, video, dan juga banyak yang dipukul, ada yang dianiaya, dikeroyok, paling banyak terjadi waktu demonstrasi tanggal 21-22 Mei (2019) di Bawaslu," ujar Erick.

Kepolisian sendiri mengakui benturan yang lebih sering terjadi antara awak media dengan aparat dalam penanganan unjuk rasa belakangan.

Hal itu diungkapkan Kepala Bagian Penerangan Satuan (Kabag Pensat) Div Humas Polri, Kombes Yusri Yunus, seperti dikutip dari laman AJI (4/11/2019).

Ia meminta Komite Keselamatan Jurnalis  (komite bentukan sejumlah lembaga pers dan organisasi nonpemerintah) agar lebih proaktif melaporkan kasus-kasus kekerasan yang menimpa jurnalis kepada polisi.

"Kita ini mitra dan teman. Jadi tidak usah takut. Datang kepada saya. Kalau perlu saya temani untuk melaporkan kasusnya," kata Yusri.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved