Sindir Partai Lain, Surya Paloh: Jika Jokowi Ada Ujian Berat, Jangan-jangan yang Tinggal Cuma Nasdem
Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menyatakan ada partai yang menyatakan paling setia mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) di pemerintahan.
TRIBUNPAPUA.COM - Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menyatakan ada partai yang menyatakan paling setia mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) di pemerintahan.
Namun, menurut Surya, ucapan tersebut semestinya dibuktikan lewat perbuatan, bukan sekadar pernyataan.
"Karena apa? Karena nanti (jika) ada ujian berat yang dijalani Bapak Presiden, jangan-jangan hanya tinggal Nasdem yang bersama Bapak Presiden," kata Surya saat membuka Kongres kedua Nasdem di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Jumat (8/11/2019).
• PDIP Bereaksi soal Ucapan Surya Paloh Ada Partai yang Mengaku-Ngaku Nasionalis: Itu Rambu-rambu
Ia pun mengatakan Nasdem harus membuktikan komitmennya untuk mengawal pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin hingga sukses mencapai tujuannya.
Namun, Surya mengatakan, keberadaan Nasdem di koalisi pemerintahan bukan berarti menutup sikap kritis.
Menurut Surya, Nasdem tak hanya melayani kepentingan partai koalisi.
"Kalau kita mau, memperoleh kursi yang lebih tinggi lagi maka diperlukan konsistensi ucapan dan perbuatan. Diperlukan komitmen kesetiaan yang mengikat, bukan hanya janji sembarang janji," kata Surya.
"Kami bangga berada di Nasdem. Kami bangga memiliki Nasdem. Tapi kita harus lebih berbangga lagi menjadi rakyat dan warga negara Indonesia. Itu lah manifesto kita. Jadi bukan dasar Nasdem partai pengusung pemerintah kemudian hanya memikirkan kepentingan koalisi," lanjut dia.

Nasdem Sebut Bodoh Jika Partainya Jadi Oposisi
Ketua DPP Nasdem Irma Suryani Chaniago menegaskan bahwa partainya tetap mendukung pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
Bahkan, dukungan itu akan ditegaskan kembali dalam Kongres II Partai Nasdem yang berlangsung di JIExpo Kemayoran, Jakarta, 8-11 November 2019.
• PDIP Bereaksi soal Ucapan Surya Paloh Ada Partai yang Mengaku-Ngaku Nasionalis: Itu Rambu-rambu
"Ini pilpres saja baru selesai kan enggak mungkin namanya Nasdem itu yang mendukung Presiden tanpa syarat dan mahar dari 2014 mau meninggalkan yang sudah kita menangkan begitu saja," kata Irma di arena Kongres, Sabtu (9/11/2019).
"Itu (meninggalkan Jokowi) pekerjaan bodoh, pekerjaan sia-sia dan bodoh. Enggak mungkin itu kita lakukan," sambungnya.
Oleh karena itu, Irma heran kini banyak yang menuding Nasdem akan keluar dari koalisi Jokowi-Ma'ruf dan menjadi partai oposisi.
Apalagi, tudingan itu hanya didasari pertemuan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dan Presiden Partai Keadilan Sejahtera Sohibul Iman.