ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Kata Istana soal Jokowi yang Singgung Pelukan Surya Paloh dan Sohibul Iman: Enggak Menyindir

Jubir Presiden menegaskan bahwa pernyataan Jokowi terkait pelukan SUrya Paloh dengan Sohibul Iman bukan bermaksud sindiran.

Warta Kota/Henry Lopulalan
Joko Widodo (kiri) bersama Ketua Umum Parta NasDem Surya Paloh (kanan), deklarasi pembentukan tim kampanye nasional di DPP Partai Nasdem, Cikini,Menteng, Jakarta Pusat, Jum'at (2/5/2014). Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo dan Sekjen Partai Nasdem Rio Capela menjadi dewan presidum tim kampanye nasional untuk pemenangan Joko Widodo sebagai presiden. 

Wakil Sekretaris Jenderal PDI-Perjuangan Eriko Sotarduga mengatakan, Presiden Joko Widodo sedang berusaha menyampaikan isi hatinya saat menyinggung pelukan hangat Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh dengan Presiden PKS, Sohibul Iman.

Menurut Eriko, pada periode keduanya, Jokowi merasa lebih bebas.

Artinya, tidak ada lagi yang ditahan-tahan untuk diungkapkan Jokowi di hadapan publik, termasuk menyindir ketua umum partai koalisinya.

"Memang beliau dalam periode kedua lebih bebas," kata Eriko di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (7/11/2019).

Saat Surya Paloh Merasa Ada yang Mencurigai Nasdem: Anginnya Terasa, Tapi Saya Enggak Bisa Tangkap

"Artinya lebih menyampaikan apa adanya, apa isi hatinya."

"Dulu kan masih mungkin sedikit banyak ditahan, kalau sekarang apa yang mungkin tersirat di dalam hatinya itu dikeluarkan," tuturnya.

Eriko mengatakan, hanya Jokowi yang tahu makna sebenarnya dari sindiran yang ia sampaikan.

Namun, jika dibaca, Jokowi sedang berusaha bertanya ke Surya Paloh mengenai manuvernya bertemu dengan Sohibul Iman beberapa waktu lalu.

Padahal, PKS merupakan partai oposisi dan Partai Nasdem masih berada di barisan koalisi Jokowi.

Pengamat Membaca Pertemuan Ketum Nasdem dan Presiden PKS karena Gelisah soal Kabinet: Kurang Happy

"Ini suatu budaya yang menurut kami baik, dan ini sebenarnya bisa dijelaskan oleh Pak Surya Paloh, sebenarnya apakah yang beliau inginkan sebenernya," ujar Eriko.

Pandangan Eriko pribadi, manuver Partai Nasdem merapat ke PKS bisa jadi bagian dari persiapan menuju Pemilu 2024.

Kelak, Jokowi tidak lagi mencalonkan diri sebagai presiden.

Oleh karenanya, Eriko menilai, wajar jika Partai Nasdem mulai memikirkan langkahnya lima tahun ke depan.

Eriko menyebutkan, koalisi parlemen masih sangat cair hingga saat ini.

Soal Pertemuan Surya Paloh dengan Presiden PKS, Irma Suryani Samakan dengan Jokowi: Apa Salahnya?

Tidak menutup kemungkinan, kelak Partai Nasdem bakal berkoalisi dengan PKS atau partai oposisi lainnya.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved