Jatuh saat Bekerja, Pria Ini Biarkan Tulang Tangannya Menggantung selama 18 Tahun, Ini Kisahnya
Sosok pria berusia 84 tahun, Sonto Wiryo seperti menyatu dengan alam. Ia tampak terbiasa dengan tulang tangannya yang tak lagi menyatu.
Ia mencoba menjelaskan bahwa tangannya patah karena terjatuh dari ketinggian.
Suaranya terdengar parau dan seperti hampir habis ketika berbicara.
"Tulang itu nggantung tertahan urat dan otot saja," kata Barno (48), anak Sonto yang paling bungsu.
Dalam perjalanan waktu, kondisi kakek renta Sonto pun menjadi pemandangan biasa.
"Dengan kondisi seperti itu, warga sangat memahami.
Misal dia tidak ikut kegiatan di warga, warga mengerti," kata Nartono (44), tetangga dekat sekaligus kerabat si kakek di Crangah.

Kisah Sonto jadi motivasi warga
Nartono mengungkapkan, derita Sonto malah sering memotivasi dan menjadi cerita pembangkit semangat warga untuk melakukan banyak hal.
Sang kakek seolah tidak lelah bekerja.
Dalam keterbatasannya, Sonto tidak ubahnya mereka yang normal.
Tangan kanannya memang tidak digunakan maksimal, tapi Sonto tidak terlambat mencari ramban pada pukul 06.00 WIB.
Ramban sebutan bagi pakan sapi atau kambing.
Ia juga rajin mencari kayu bakar dari blarak kering atau pelepah pohon kelapa yang gugur dan kering di kebun-kebun tak bertuan.
Ia mencari pakan ternak naik turun di antara tebing, jurang dan lereng bukit ekstrem khas kontur Dusun Crangah.
Ia tak lupa merapikan ramban dan bongkok sepulang ke rumah. Ia bekerja sampai menjelang sore.