Di Depan Peserta Reuni 212, Habib Rizieq: Saya Masih Dicekal atas Pemintaan Pemerintah Indonesia
Habib Rizieq Shihab memberikan sambutan di Reuni 212 yang digelar di kawasan Monas, Jakarta Pusat, Senin (2/12/2019) melalui sebuah video.
"Sekarang masih terus kita upayakan," tutur Sugito dilansir dari kanal YouTube tvOneNews, Kamis (28/11/2019).
Diketahui, Rizieq Shihab saat ini berada di Arab Saudi
Ia tidak bisa pulang ke Indonesia karena masih menghadapi dua kendala terkait kepulangannya.
Surat pencekalan yang dilayangkan untuknya dan visa yang sudah habis masa berlakunya menjadikan rencana kepulangannya tertunda.

• Nyawa Puluhan Orang Hilang, Begini Rasanya Sakit Disengat Tawon Vespa: Seperti Dipukul Pakai Palu
Sementara itu Reuni 212 tahun ini disebut diikuti jutaan jamaah.
Hal itu disampaikan Ketua Panitia Reuni 212 Awit Mashuri.
"(Satu jutaan cukup), yang penting kami jaga persatuan umat Islam dan persatuan bangsa Indonesia," kata Awit, sapaannya, saat dihubungi Wartawan, Sabtu (23/11/2019).
Tema Reuni 212 tahun ini, sambungnya, adalah Doa dan Keselamatan Negeri.
Kata Awit, pihaknya telah mendapat izin dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dan perizinan Monas.
Awit melanjutkan, pihaknya telah mendapat izin ini sejak 14 November 2019.
Diungkapkannya, kegiatan Reuni 212 ini dimulai pada pukul 02.30 WIB.
"Kemudian, mulai salat malam, zikir, salat subuh berjemaah, nanti kami akhiri pagi lah. Kalau siang, pukul 09.30 WIB sudah selesai," tuturnya.
Menurut Awit, keberadaan peserta ini tidak mengganggu arus lalu lintas karena acara juga rutin diadakan setiap tahun.
Bahkan, pihak kepolisian dan Dinas Perhubungan DKI Jakarta telah membuat rekayasa lalu lintas demi kelancaraan pengendara di jalan raya.
“Jadi tidak masalah lah, aman itu."
"Makanya kami percepat jam 09.30 sudah bubar, karena saat itu banyak masyarakat beraktivitas,” ujarnya.
(TRIBUNNEWS.COM/Wahyu Gilang Putranto) (Wartakotalive/Igman Ibrahim/Fahdi Fahlevi)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Beri Sambutan di Reuni 212, Habib Rizieq Minta Kepulangannya Ditanyakan ke Pemerintah