Soroti Pelecehan Seksual di Lingkungan BUMN, Erick Thohir: Ada Konsekuensi Hukum
Menteri BUMN Erick Thohir menyoroti persoalan etika terhadap pekerja wanita di perusahaan pelat merah.
TRIBUNPAPUA.COM - Menteri BUMN Erick Thohir menyoroti persoalan etika terhadap pekerja wanita di perusahaan pelat merah.
Dia mengatakan, BUMN harus menjadi garda terdepan dalam melindungi nilai-nilai etika yang dijunjung tinggi publik.
Erick juga mengutuk keras atasan yang mengambil keuntungan dari bawahan perempuannya, dengan cara-cara yang tidak profesional, seperti pelecehan.
• Erick Thohir Bakal Likuidasi BUMN yang Terus Merugi: Masa Mati Segan Hidup Tak Mau?
"Pelaku tak hanya terancam diberikan sanksi berat, namun juga ada konsekuensi hukum," kata Erick, dalam rilis yang diterima Kompas.com, Minggu (22/12/2019) malam.
Adanya pembiaran pelanggaran kecil terkait pelecehan seksual berpotensi melanggengkan budaya tersebut di lingkungan Kementerian BUMN dan perusahaan pelat merah.
Oleh karena itu, harus dibenahi.
Pihaknya akan membuat aturan secara mendetail untuk merespons bentuk pelecehan dari level terkecil hingga terendah.
• Erick Thohir Akui Terima Banyak Teror Lewat SMS dan WhatsApp sejak Lakukan Bersih-bersih di BUMN
Langkah selanjutnya adalah penegakan.
Perusahaan mesti menindak praktik pelanggaran terkecil hingga kasus yang paling serius.
Langkah lain yang ditempuh adalah sosialisasi pada karyawan atas perlindungan terhadap hak serta martabat pekerja, dalam hal ini menyangkut pencegahan pelecehan seksual.
Erick menegaskan, pelecehan seksual di lingkungan kerja adalah cela yang tak bisa ditoleransi atas hak asasi manusia.
"Bagi saya, pelecehan seksual adalah penghinaan terhadap dasar kemanusiaan. Dan ini tentang kita semua, tentang orang-orang yang paling kita cintai, ibu, istri, putri kita, rekan kerja kita, teman-teman, dan perempuan-perempuan hebat yang kita kenal," kata Erick.
• Erick Thohir Disebut Miliki Proyek di Garuda, Ini Penjelasan Jubir Kementerian BUMN Arya Sinulingga
Pihaknya juga meminta praktik kesetaraan gender tidak hanya menunjuk wanita untuk menduduki level jabatan tertinggi, melainkan juga memperhatikan kesetaraan wanita dan pria pada level jabatan yang lebih rendah.
Menurut Erick, selama ini pemerintah sudah memberikan contoh kesetaraan gender dengan menempatkan ibu terbaik di negeri ini di level eksekutif pemerintahan, begitu juga di BUMN.
"Kita bisa melihat banyak top eksekutif di BUMN adalah perempuan. Tapi di level lebih rendah, perhatian terhadap kesetaraan juga penting. Karena terkadang, pelecehan terjadi sebagai manifestasi dari ketidaksetaraan gender," kata Erick.