15 Tahun Tsunami Aceh: Langkah Cepat Jusuf Kalla dan Perdamaian di Serambi Mekkah
Tanggal 26 Desember 2004, 15 tahun silam, gelombang tsunami berkekuatan rambat mencapai 800 kilometer per jam menerjang Serambi Mekkah, Aceh.
"Pakai saja pesawat saya. Jangan cari pesawat komersial karena pasti tidak ada. Dan jangan tunda," perintah Kalla ke Sofyan.

Kalla menjadi juru runding
Tsunami Aceh akhirnya menjadi titik balik bagi GAM, masyarakat Aceh, dan Pemerintah Indonesia.
Bantuan pemerintah pusat mengetuk hati para pimpinan GAM untuk membuka ruang dialog.
Rakyat Aceh yang kenyang merasakan teror selama berlangsungnya penetapan status Daerah Operasi Militer di Serambi Mekkah bisa bernapas lega dengan adanya gencatan senjata.
• Selalu Digantikan Jusuf Kalla, Mengapa Jokowi Tak Pernah Hadiri Sidang Umum PBB?
Kalla memegang peran sentral dalam perundingan antara pemerintah pusat dengan GAM.
Ia memimpin langsung tim juru runding.
Ia yang masih mendampingi SBY sebagai wakil presiden banyak ditentang pihak dari dalam negeri saat perundingan berlangsung.
Saat itu, DPR mengkritik keras perundingan tersebut karena menilai Pemerintah Indonesia direndahkan lantaran lokasi berunding berada di luar negeri, tepatnya di Helsinki, Finlandia.
Menurut Kalla, perundingan damai tidak mungkin dilaksanakan di dalam negeri.
Alasannya, GAM pasti tak akan datang.
"(Jika perundingan di dalam negeri), mereka pasti bakal curiga akan ditahan. Apalagi pemerintah pernah menangkap para perunding GAM dan dijebloskan ke penjara," kata Kalla pada saat itu.
Tepat pada 15 Agustus 2005, perjanjian Helsinki ditandatangani oleh GAM dan pemerintah Indonesia, tanda perdamaian telah tercipta di Serambi Mekkah.
• Tegaskan Tak Ada Agenda Bahas Referendum Papua di PBB, JK: Jangan Lupa Papua Itu Hasil Resolusi PBB
(Kompas.com/Rakhmat Nur Hakim)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul 15 Tahun Lalu: Jusuf Kalla, Tsunami Aceh, dan Perdamaian di Serambi Mekkah