ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

China Klaim Temukan Obat Antivirus Corona, Bisa Sembuhkan Virus Lain dari Ebola hingga Hendra

China mengajukan hak paten obat yang disebut bisa dipakai sebagai obat antivirus corona.

Xinhua
Tim medis China menyebutkan pasien virus corona tidak selalu menunjukkan gejala telah terjangkit virus. 

TRIBUNPAPUA.COM - Di tengah wabah virus corona yang telah menimpa ratusan korban jiwa, China mengajukan hak paten obat yang disebut bisa dipakai sebagai obat antivirus corona.

Berdasarkan pernyataan yang dimuat di situs Institut Virologi Wuhan, Tiongkok, pengajuan hak paten obat itu sudah dilakukan sejak 21 Januari 2020 lalu.

Nama obatnya adalah remdesivir.

Li Wenliang, Dokter yang Pertama Kali Peringatkan Wabah Virus Corona di China, Meninggal Dunia

Kabarnya temuan para ilmuwan menunjukkan kombinasi remdesivir dan chloroquine ketika diuji coba ke virus corona baru (2019-nCov) di laboratorium sangat efektif untuk memerangi virus corona baru.

Mengutip WHO, remdesivir menunjukkan potensi kemanjuran klinis terhadap virus Ebola dan infeksi filovirus.   

Obat remdesivir ini juga diterapkan pada wabah virus Ebola di Afrika Barat yang terjadi pada tahun 2013-2016.

Pada saat itu, remdesivir baru dalam tahap awal pengembangan.

Namun, ternyata obat tersebut efektif mengobati virus Ebola dan kembali digunakan pada wabah virus Ebola di yang terjadi pada tahun 2018-2019.

Selain dinilai efektif untuk sembuhkan virus corona, remdesivir juga ternyata dapat menyembuhkan virus lainnya, seperti virus nipah, dan virus hendra.

Saat ini, Gilead bekerja dengan otoritas kesehatan di China untuk membuat uji coba terkontrol secara acak untuk menentukan apakah remdesivir dapat digunakan secara aman dan efektif untuk mengobati 2019-nCoV.

Ancaman Virus Corona, Ini Perjuangan Warga Hong Kong yang Belasan Jam Antre untuk Dapat Masker

Gilead juga mempercepat pengujian laboratorium yang sesuai terhadap remdesivir terhadap sampel 2019-nCoV, demikian tulis situs resmi Gilead.

Kepala Staf Medis Gilead, Merdad Parsey, mengatakan, saat ini ada dua pasien dengan gejala infeksi virus corona yang parah dirawat dengan remdesivir.

Gilead mengirimkan obat itu dalam dosis yang diperkirakan cukup untuk merawat 500 pasien dan pasokan itu bisa ditambah jika uji klinistersebut berhasil.

Hingga Rabu (5/2), Gilead, bekerja cepat untuk menghasilkan lebih banyak obat.

Misterius

Di sisi lain, guru besar biologi molekuler Universitas Airlangga, Chaerul Anwar Nidom, mengungkapkan, virus ini ada keanehan, yaitu virus Corona Wuhan punya tambahan struktur yang ada dalam dirinya yang tidak dipunyai SARS ataupun MERS.

Nidom, yang aktif dalam diskusi dengan pakar internasional terkait virus RNA, lantas memaparkan keanehannya.

Halaman
123
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved