ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Tim Medis di Eropa Hadapi dari Virus Corona Pakai Kantong Sampah: Situasi yang Menyeramkan

Di satu rumah sakit di Spanyol, dokter dan perawat merekatkan kantong sampah di sekitar lengan saat bersiap merawat Virus Corona.

(AFP/PAOLO MIRANDA)
Sekelompok perawat mengenakan pakaian pelindung diri saat pergantian shift mereka di Rumah Sakit Cremona, tenggara Milan, Lombardy, Italia, Kamis (12/3/2020). Selama diberlakukannya lockdown di Italia terkait meledaknya penyebaran virus corona di negara tersebut, sosok para tenaga medis banjir dukungan atas dedikasi mereka yang menjadi pahlawan dalam menangani serbuan pasien corona. 

TRIBUNPAPUA.COM - Di satu rumah sakit di Spanyol, dokter dan perawat merekatkan kantong sampah di sekitar lengan saat bersiap merawat Virus Corona.

Mereka terpaksa menggunakan kantong plastik itu karena mengalami kekurangan Alat Pelindung Diri ( APD). Salah satunya pakaian pelindung sekali pakai.

Tantangan lain adalah kacamata medis yang mereka pakai kualitasnya sangat buruk.

Sehingga medis tidak bisa melihat dengan jelas.

Karena itu menurut perawat bernama Samantha Gonzalez, satu-satunya cara melihat denyut atau pembuluh pasien Virus Corona adalah dengan merabanya.

"Ini sudah perang. Bukan lagi hal normal," ujar perawat yang bertugas di Rumah Sakit Txagorritxu, Vitoria, seperti dikutip Bloomberg Sabtu (21/3/2020).

Kelangkaan APD terjadi di Barcelona, di mana dokter dan perawat memakai dua masker bedah guna meningkatkan perlindungan di tengah kelangkaan.

Bukan hanya kelangkaan alat perlindungan, mereka juga mulai mengalami kekurangan tim medis untuk merawat pasien Virus bernama resmi SARS-Cov-2.

Di Barcelona, rumah sakit mulai mendata personel medis yang sudah pensiun berusia 65-69 tahun, dan mahasiswa kedokteran maupun keperawatan untuk bertugas.

Di kota Italia bernama Bergamo, salah satu lokasi yang paling parah terdampak Virus, medis berjibaku menangani pasien dengan kolega mereka yang mulai sakit.

"Baru saja di departemen nefrologi, tiga dari 13 kolega kami jatuh sakit. Salah satunya bahkan serius," kata dokter bernama Giuseppe Remuzzi.

"Ini menakutkan. Situasi yang menyeramkan," lanjut mantan kepala departemen kedokteran di Rumah Sakit Papa Giovanni XXIII Bergamo.

Saat ini, Italia adalah negara dengan tingkat kematian tertinggi akibat Covid-19. Sementara kasus infeksi di Spanyol terus meningkat.

Bagaimana mereka berusaha untuk menangani krisis sudah menjadi pengalaman yang membuat khawatir bagi negara-negara Eropa lainnya.

Sebabnya, jajaran dokter dan perawat tergerus yang bertugas terus tergerus karena jatuh sakit, di tengah upaya mereka juga mencari ruang perawatan untuk pasien.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved