ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Virus Corona

Belajar dari Flu Burung, Dokter Jelaskan Alasan Pemakaman Jenazah Pasien Corona Diterapkan SOP Ketat

Dokter spesialis paru, dr. Erlina Burhan memberikan penjelasan terkait pemakaman jenazah positif Virus Corona dilakukan dengan SOP ketat.

Editor: mohamad yoenus
(KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG)
Petugas pemakaman membawa peti jenazah pasien suspect virus corona atau Covid-19 di TPU Tegal Alur, Jakarta Barat, Kamis (26/3/2020). Pemprov DKI Jakarta telah menyiapkan dua tempat pemakaman umum (TPU) untuk memakamkan pasien terjangkit virus corona (Covid-19) yang meninggal dunia, yakni di TPU Tegal Alur di Jakarta Barat dan TPU Pondok Ranggon di Jakarta Timur. Jenazah yang dapat dimakamkan di sana, yakni yang berstatus pasien dalam pengawasan (PDP) dan berstatus positif terjangkit virus corona. 

TRIBUNPAPUA.COM - Pemakaman jenazah pasien Virus Corona dilakukan standar operasi prosedur (SOP) yang sangat ketat.

Padahal seperti yang diketahui, penularan Virus Corona berasal dari droplet atau percikan cairan.

Sedangkan jika dinalar, jenazah yang sudah meninggal tidak mungkin mengeluarkan cairan yang bisa menularkan kepada orang lain.

Menanggapi itu, dokter spesialis paru, dr. Erlina Burhan menjelaskan alasannya.

Dilansir TribunWow.com, Erlina Burhan mempunyai penjelasan lain tentang proses penularan Covid-19 dari pasien positif yang sudah meninggal.

Menurut Erlina masih ada kemungkinan penularan dari jenazah positif Virus Corona.

Hal itu dikatakan saat dirinya menjadi bintang tamu di acara ILC yang tayang di Youtube Indonesia Lawyers Club, Rabu (1/4/2020).

Terjadi di Sejumlah Daerah, Ini Deretan Kasus Pemakaman Jenazah Pasien Positif Corona Ditolak Warga

 

Dokter spesialis paru, Erlina Burhan dalam tayangan Indonesia Lawyers Club, Selasa (31/3/2020).
Dokter spesialis paru, Erlina Burhan dalam tayangan Indonesia Lawyers Club, Selasa (31/3/2020). (YouTube Indonesia Lawyers Club)

"Banyak yang menanayakan kepada saya, ini orang udah meninggal, dokter kan menerangkan proses penularannya lewat droplet, ini orang meninggal udah enggak batuk, bersin," ujar Erlina.

Erlina menyebut Covid-19 merupakan virus yang baru, maka yang bisa dilakukan yaitu dengan melakukan antisipasi, yaitu menghindari kemungkinan masih ada cairan dari jenazah tersebut.

Terlebih ketika memandikan, pastinya akan membersihkan cairan di tubuh jenazah Covid-19.

Dirinya bercermin pada Virus Flu Burung yang masih tetap bisa menular meski orang tersebut sudah meninggal.

"Tapi kita juga perlu antisipasi, ini kan virus baru, penyakit baru, kita tahu, kia belajar dari flu brung," kata Erlina.

"Bahwa walaupun sudah meninggal, virus ini ditemukan di cairan tubuh, kita tahu proses pemulasaran jenazah, itu kan membersihkan mayat, termasuk membersihkan cairan-cairannya, kita khawatir, ini juga menjadi sumber penularan," jelasnya.

Lebih lanjut, Erlina sebenarnya mengaku masih bisa mengantisipasi untuk tetap dilakukan mulai dari proses pemulasaran hingga pemakaman secara normal yang sesuai dengan proses keagamaan.

Namun tetap kembali lagi, untuk mengantisipasi hal buruk terjadi, maka dianjurkan untuk tidak mengikuti pemulasaran jenazah.

Kemudian untuk pemakamannya pun tetap harus memberikan jarak.

"Itulah sebabnya dibuat SOP seperti itu, tapi tentu saja, kalau bisa diantisipasi untuk proses keagamaan yang mana pasien harus dikafani itu mastinya bisa dikafani, walaupun diberikan plastik dan disalatkan," terang Erlina.

"Namun memang sebaiknya, keluarga tidak ikut proses pemulasaran jenazah, tetapi menerima setelah jadi, kemudian untuk disolatkan demikian," harapnya menutup.

Pemakaman Jenazah Mantan Anggota DPRD Ditolak Warga, Diteriaki dan Sempat Dikembalikan ke RS

Simak videonya mulai menit 7.58

Disinfektan Bahaya, Erlina: Hanya untuk Benda Mati

Dokter spesialis paru Rumah Sakit Persahabatan, Dokter Erlina Burhan memberikan tanggapan terkait banyak dilakukannya penyemprotan disinfektan pada manusia, termasuk banyaknya bilik disinfektan.

Dilansir TribunWow.com, Erlina Burhan mengatakan kegiatan penyemprotan disinfektan yang ditujukan kepada manusia justru berbahaya.

Dalam tayangan Youtube tvOneNews, Minggu (29/3/2020), Erlina Burhan menjelaskan penyemprotan disinfektan hanya untuk benda-benda mati.

SEMPROT DISINFEKTAN - Puluhan ojek online (Ojol) saat disemprot disinfektan oleh gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 (Corona Virus) Provinsi Jawa Timur sebagai mengantisipasi penularan Covid-19 di depan Gedung Negara Grahadi, JL Gubernur Suryo, Surabaya, Minggu (22/3). Penyemprotan desinfektan untuk kendaraan transportasi roda dua sudah dilakukan sejak tiga hari yang lalu.  (SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ)
Puluhan ojek online (Ojol) saat disemprot disinfektan oleh gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 (Corona Virus) Provinsi Jawa Timur di depan Gedung Negara Grahadi, JL Gubernur Suryo, Surabaya, Minggu (22/3). (SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ)

Menurutnya, zat yang terkandung dari disinfektan tersebut mempunyai dampak negatif untuk manusia.

"Itu malah bahaya menurut saya, karena pertama disinfektan itu bukan untuk manusia, tapi untuk permukaan benda-benda mati," ujar Erlina Burhan.

Dirinya lantas menjelaskan cara kerja Virus Corona, yaitu terdapat dua proses penularan, yakni secara langsung ataupun tidak langsung.

Untuk menghindari penularan langsung, maka cara yang harus dilakukan yaitu melakukan social distacing.

Sedangkan untuk penularan tidak langsung itu dikatakannya melalui benda-benda yang sudah terpapar Covid-19.

Maka dari itu, langkah yang bisa dilakukan yaitu melakukan penyemprotan disinfektan kepada seluruh permukaan benda untuk meminimalisir adanya Virus Corona.

"Penularan ada yang bisa langsung lewat droplet, orang sekitarnya kena kalau jaraknya kurang dari 1 meter, atau lewat kontak tidak langsung," jelasnya.

"Kontak tidak langsung itu adalah dropletnya virus yang ada di permukaan meja, kursi atau benda lain."

"Itu yang seharusnya diberikan disinfektan, bukan manusia," tegas Erlina Burhan.

Erlina Burhan mengatakan zat yang terkandung di dalam disinfektan tersebut berbahaya untuk manusia.

Apalagi jika sampai masuk ke saluran pernafasan, termasuk juga berbahaya untuk kulit yang memiliki alergi.

Anies Sebut Kondisi Jakarta Mengkhawatirkan akibat Corona: Ada 283 Pemakaman dengan SOP Covid-19

"Itu zat klorin, itu kalau kena mata atau terhirup oleh saluran nafas berbahaya, itu tidak direkomendasikan oleh WHO," kata Erlina Burhan.

"Kalau misalnya orangnya alergi, kena kulitnya. Jadi itu tidak baik untuk kulit, mata, dan saluran napas," imbuhnya.

Maka dari itu, Erlina Burhan menyarankan untuk selalu mencuci tangan untuk menghindari kemungkinan terdapat Virus Corona yang menempel.

Menurutnya, hal tersebut lebih efektif dan juga aman untuk mencegah penyebaran Covid-19.

Dan yang perlu diingat, usahakan untuk tidak menyentuh bagian wajah, seperti mata, hidung, mulut, sebelum memastikan tangan dalam kondisi yang bersih.

"Jadi kalau virus itu dipermukaan, kalau tersentuh oleh kita, yang terpenting itu cuci tangan, jangan pegang-pegang mata, hidung, wajah, mulut," pungkasnya.

Simak videonya:

(TribunWow/Elfan Fajar Nugroho)

Artikel ini telah tayang di TribunWow.com dengan judul Dr Erlina Jelaskan Alasan Pemakaman Jenazah Virus Corona Dilakukan SOP Ketat, Masih Bisa Menular?

Sumber: TribunWow.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved