ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Liga 1

Diusulkan Persipura Jayapura Jadi Satu di Antara Direksi PT LIB, Ini Kata Maruarar Sirait

Persipura Jayapura mengusulkan nama Maruarar Sirait sebagai salah satu Direksi PT Liga Indonesia Baru ( LIB).

Tribunnews/Gita Irawan
Politisi PDIP Maruarar Sirait usai diskusi di kawasan Menteng Jakarta Pusat bertajuk "Jokowi Langgengkan Politik Dinasti?" pada Minggu (22/12/2019). 

TRIBUNPAPUA.COM - Persipura Jayapura mengusulkan nama Maruarar Sirait sebagai salah satu Direksi PT Liga Indonesia Baru ( LIB).

Soal usulan dari Mutiara Hitam itu, Ara, begitu dirinya disapa, menegaskan, mengurus sepak bola harus konsieten terutama soal transparansi.

Diketahui, tiga direksi PT LIB, Cucu Sumantri yang menjabat sebagai Direktur Utama (Dirut) PT LIB, dan tiga komisaris PT LIB seperti Sonhadji, Hasani Abdul Gani, dan Hakim Putratama memutuskan mundur dari jabatan tersebut.

 

Sebelum ada pengganti, Persipura yang masuk dalam klub-klub sebagai pemegang saham terbesar menyebutkan nama Maruarar jadi satu dari tiga nama yang dinilai layak diberikan kepercayaan tersebut.

Selain Ara, ada juga nama Tommy Welly dan Tigor Shalom Boboy.

Maruarar akrab dengan turnamen Piala Presiden.

Untuk sepak bola sudah empat kali ajang itu dipimpinnya sebagai Ketua Steering Committee (SC).

Tidak hanya di sepak bola, penyelenggaraan Piala Presiden juga berlangsung sukses di cabang olahraga bola basket.

Bagi Maruarar, ada empat poin penting kenapa Piala Presiden bisa berjalan lancar dan sukses tanpa ada masalah.

Yang paling penting menurut pria kelahiran Medan, Sumatera Utara, 50 tahun silam itu adalah, mengurus sepak bola harus memegang teguh konsistensi.

“Pertama, harus konsisten harus di audit. Makanya Piala Presiden selalu di audit oleh PwC (PricewaterhouseCoopers). Auditor yang kelasnya internasional. Apalagi pak Presiden Jokowi juga maunya sepak bola Indonesia ke wilayah internasional. Jadi harus auditornya internasional. Makanya selama Piala Presiden sepak bola empat kali penyelenggaraan selalu diaudit PwC dan hasilnya selalu bagus,” ungkap Maruarar.

 

“Nomor dua, tidak menggunakan uang negara. Kami buktikan selama kami membuat event Piala Presiden baik sepak bola empat kali dan basket sekali, tidak pernah menggunakan uang negara. Dan buktinya, sponsornya banyak. Nomor tiga, semua hak-hak klub, hak-hak pemain, hadiah-hadiah tidak pernah terlambat,” lanjutnya.

Sementara satu poin lain yang dikedepankan Maruarar selama menjadi SC Piala Presiden adalah terkait pengaturan skor.

Dia menegaskan untuk bisa menjaga hal tersebut tidak terjadi maka perlu kolaborasi dengan pihak kepolisian dan juga TNI.

“Nomor empat, tidak boleh ada pengaturan skor. Piala Presiden selama ini bekerjasama baik dengan Kapolri, Panglima TNI. Oleh karena itu di Piala Presiden tidak ada isu pengaturan skor. Sebetulnya mengurus sepak bola itu tidak sulit, selama kita mengedepankan integritas dan kepercayaan,” paparnya.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved