Soal Ibu 3 Anak Curi Sawit untuk Beli Beras, Sekdes Beberkan Fakta: Mereka Punya 2 Motor, TV, HP
Ibu rumah tangga yang nekat mencuri tandan buah sawit PTPN V Sei Rokan di Desa Tandun Barat, Kecamatan Tandun untuk membeli beras dibantah oleh aparaT
TRIBUNPAPUA.COM - RMS (31) seorang ibu rumah tangga yang nekat mencuri tandan buah sawit PTPN V Sei Rokan di Desa Tandun Barat, Kecamatan Tandun, Kabupaten Rokan Hulu (Rohul), Riau, dengan alasan untuk membeli beras.
Pengakuan RSM curi buah sawit untuk membeli beras dibantah oleh aparat Desa Koto Tandun, Kecamatan Tandun.
Hal itu disampaikan Sekretaris Desa Koto Tandun Agusnimar saat diwawancarai Kompas.com, Kamis (4/6/2020) malam.
"Saat sidang di pengadilan dia mengaku terpaksa mencuri untuk beli beras, tapi pernyataan dia itu tidak benar. Mungkin itu hanya pembelaan diri dia saja. Karena yang kami tahu kehidupan dia memang dikategorikan tidak mampu iya. Tapi kalau untuk makan tidak kekurangan sebenarnya," kata Agusnimar.
"Bisa kita lihat di rumahnya punya dua unit sepeda motor, punya televisi, punya (HP) Android. Kemudian peralatan dapur, masak pakai magic com, mesin air pakai Sanyo. Jadi kalau dia bilang tidak punya beras sama sekali itu mustahil," lanjut Agusnimar dengan raut wajah kesal.
• Seorang Remaja Nekat Bakar Truk Sawit, Kesal Tak Diberi Pekerjaan oleh Perusahaan
Keluarga RMS sering berpindah tempat
Dia juga menyebutkan RMS dan keluarganya selama ini dikenal sering berpindah tempat dan tidak memiliki data kependudukan di desa tersebut.
"Keberadaan Ibu Richa (RMS) ini sebenarnya memang tinggal di sini, tapi dia tidak terdata sebagai warga kami. Karena sesuai KTP dan KK, mereka adalah warga Desa Pematang Tebih, Kecamatan Ujung Batu," ungkap Agusnimar.
Lebih kurang tiga tahun tinggal di Desa Koto Tandun, RMS dan suaminya belum mengurus surat pindah domisili.
Menurut Agusnimar, mereka tidak mau mengurusnya dengan bermacam alasan. Padahal pihak desa sudah beberapa kali menyarankan.
"Dia di Koto Tandun ini selalu pindah RT. Kemarin dia di RT 01 sekitar satu tahun. Kemudian pindah ke RT 06 sekitar satu tahun dan sekarang pindah di RT 09 sekitar tiga bulan di sini. Jadi dia tidak punya identitas di sini," sebutnya.
• Pakai Masker saat Olahraga, Berbahayakah? Ini Penjelasan Ahli
Mencemarkan nama desa karena mengaku tak dapat bansos

Agusnimar juga menyebut RMS telah menjelekkan nama desa. Karena dalam pengakuannya tidak mendapat bantuan sosial Covid-19 dari desa setempat.
Namun, bantuan sosial tersebut lebih diutamakan warga yang terdata di desa.
"Dia setelah dapat bermusibah seperti ini menjelekkan nama desa saya. Itu yang kami sayangkan. Kalau memang dia warga kami, tidak tersentuh itu memang kesalahan kami. Tapi karena bantuan terbatas, jadi yang punya data identitas kami utamakan. Di sini yang dapat bantuan BLT (biaya langsung tunai) cuma 173 kepala keluarga. Kalau kami masukkan nama dia (Richa) tentu bermasalah lagi," kata Agusnimar.