Virus Corona
Tak Takut Tertular Covid-19, Kisah Ibu Temani Anaknya yang Positif Karantina: Saya Sudah Siap Mental
"Mau tidak mau saya harus di sini. Kasihan Nduk (panggilan anak perempuan) tidak ada yang merawat," ucap SR
TRIBUNPAPUA.COM - Seorang anak perempuan berinisial KPA (7) tampak asik bermain dengan gawai di tangannya.
Sementara dari layar gawai itu, terlihat kakak sulungnya tengah berbincang.
Berulang kali KPA meresponsnya dengan menggoyang-goyangkan kepala, untuk mengekspresikan rasa senangnya.
Tidak ada raut kesedihan di wajah bocah yang akan masuk kelas 1 SD ini.
Padahal dia adalah satu di antara 212 pasien Covid-19 yang ada di tempat karantina Rusunawa IAIN Tulungagung.
Sementara ibunya, SR (40) dengan sabar menunggui di dekatnya.
SR sejatinya bukan pasien positif Covid-19.
Hasil swab memastikan ibu empat anak ini tidak terinfeksi.
Namun demi merawat anaknya, SR rela tinggal di tempat karantina, di tengah para pasien.
"Mau tidak mau saya harus di sini. Kasihan Nduk (panggilan anak perempuan) tidak ada yang merawat," ucap SR, saat ditemui dari balik shelter atau bilik tombo kangen, Kamis (18/6/2020).
SR berkisah, anak sulungnya bekerja di pabrik rokok.
Belakangan tempat kerjanya menjadi klaster penularan Virus Corona.
Sejak 2 Juni 2020 lalu keluarga ini menjalani karantina di rumah.
Hasil tes swab, KPA satu-satunya yang menunjukkan hasil positif.
Sedangkan kakak sulungnya yang reaktif saat rapid test, ternyata negatif saat dites swab.
Karena dinyatakan positif, KPA dievakuasi ke tempat karantina.
• Pergi dari Rumah Tengah Malam, 100 Warga di Banten Pilih Ngungsi Gara-gara Takut Rapid Test
"Kalau karantina di rumah, khawatirnya anggota keluarga lain malah tertular. Terpaksa saya ikut serta ke tempat karantina," sambung SR.
Saat awal tinggal di karantina, KPA sempat protes kepada ibunya, karena tinggal di tempat asing.
Dengan sabar SR menjelaskan mereka tengah karantina karena Virus Corona.
Berkat penjelasannya, KPA mengerti kondisinya saat ini.
"Dia sudah tahu dirinya terinfeksi Virus Corona. Dia sudah tahu saat ada petugas medis pakai APD menjemputnya," tutur SR.
Meski demikian berulang kali KPA mengungkapkan keinginannya untuk pulang.
Untuk mengusir rasa bosan, SR meminjamkan gawai kepada KPA.
Selain itu sepeda kesayangannya juga dibawa ke tempat karantina.
Setiap pagi dan sore KPA asik menyusuri kawasan karantina yang sangat luas.
KPA sebenarnya senang mewarnai. Namun aktivitasnya ini tidak bisa dilakukan, karena buku dan alat mewarnainya ditinggal di rumah.
"Semua kan disterilkan di rumah, khawatir menulari yang lain. Jadi tidak ada yang dipakai mewarnai di sini," keluh SR.
• Pasien Corona di Sumsel Kabur saat Diisolasi, Lompat dari Lantai 2 Rumah Sakit
Setiap malam SR tidur bersama anaknya.
SR menyadari risiko tertular karena tinggal di tengah pasien Covid-19.
Namun ia tidak punya pilihan karena tidak mungkin meninggalkan KPA sendiri.
Setiap hari petugas medis memperlakukannya layaknya pasien lain. Suplemen kesehatan setiap hari disediakan.
Sementara pasien lain juga ikut menjaganya agar tidak tertular.
"Hasil rapid test nonreaktif. Tapi saya sudah siap mental seandainya nanti tertular," ucapnya mantap.
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Perjuangan Ibu di Tulungagung, Rela Tinggal di Lokasi Karantina Covid-19 Demi Tunggui Anak Bungsunya