Virus Corona
Banyak Tenaga Medis di Jatim Meninggal karena Covid-19, IDI: Beban Petugas Kesehataan saat Ini Berat
Tenaga medis termasuk kelompok orang yang rentan tertular virus corona baru atau Covid-19.
TRIBUNPAPUA.COM - Tenaga medis termasuk kelompok orang yang rentan tertular Virus Corona baru atau Covid-19.
Selama dua hari terakhir, terdapat seorang dokter dan perawat di Surabaya, Jawa Timur, yang meninggal karena terinfeksi Covid-19.
AB, salah satu dokter yang bertugas di Rumah Sakit Umum (RSU) Haji Surabaya, meninggal dunia karena terinfeksi Virus Corona, Selasa (30/6/2020) sekitar pukul 17.25 WIB.
Kemudian, pada Rabu (1/7/2020), S, salah seorang perawat yang bertugas di Rumah Sakit Islam (RSI) Ahmad Yani, Surabaya, dinyatakan meninggal dunia akibat terinfeksi Virus Corona.
Ketua IDI Jatim dr Sutrisno mengungkapkan, angka kematian dokter dan tenaga medis di Jawa Timur berada di atas 10 persen.
"Ini berat menurut saya karena angka kematian tenaga medis karena Covid-19 cukup tinggi. Jadi, ada banyak hal yang mesti harus dibenahi," kata Sutrisno, saat dihubungi Kompas.com, Kamis (2/7/2020).
• Pakar Epidemologi Minta Jatim Tiru Singapura untuk Tekan Covid-19: Jangan Tunggu Masyarakat Sadar
Ia menuturkan, penyebab angka kematian tenaga medis di Jawa Timur, salah satunya karena kasus Covid-19 di Jatim, terutama di Surabaya Raya terus melonjak.
Di sisi lain, mutasi Virus Corona di Jatim dinilai lebih kuat dan ganas.
"Karena itu, memang usaha-usaha dari dalam rumah sakit sendiri harus ditingkatkan. Supaya keselamatan para dokter dan para tenaga kesehatan itu lebih tinggi lagi catatannya," ujar Sutrisno.
Berdasarkan catatan IDI Jatim, sebanyak 12 dokter di Jatim meninggal karena terinfeksi Covid-19.
Sementara yang dinyatakan positif dan masih menjalani perawatan ada sebanyak 86 dokter.
Sedangkan, perawat di Jatim yang meninggal karena positif Covid-19 berjumlah 11 orang.
Adapun yang terinfeksi Covid-19 dan sedang dirawat ada sebanyak 146 orang.
"Dokter dan tenaga medis yang positif Covid-19, paling banyak ada di Surabaya," kata dia.
• 19 Pegawai Positif Corona, Kantor Unilever Cikarang Ditutup Sementara, Seluruh Karyawan Dites Swab
Sutrisno menuturkan, penyebab lain tingginya angka kematian tenaga medis lantaran rumah sakit sebenarnya belum sepenuhnya mampu menangani penyakit menular atau Virus Corona baru yang cepat bermutasi ini.