Kronologi Detik-detik OPM Ancam Pilot dan Bakar Pesawat di Papua, Lakukan Provokasi ke Penumpang
KKB melakukan pembakaran pesawat di Bandara Kampung Pagamba Distrik Mbiandoga Kabupaten Intan Jaya Papua, Rabu (7/1/2021) lalu.
TRIBUNPAPUA.COM - OPM atau KKB melakukan pembakaran pesawat di Bandara Kampung Pagamba Distrik Mbiandoga Kabupaten Intan Jaya Papua, Rabu (7/1/2021) lalu.
Pesawat yang dibakar adalah milik MAF dengan PK-MAX. Tentara Nasional Pembebasan Papua Barat sayap militer OPM mengklaim bertanggung jawab.
Hingga saat ini aparat keamanan masih kesulitan menuju lokasi kejadian.
“Personil masih kesulitan menuju lokasi, selain daerah terpencil, akses ke lokasi hanya dengan pesawat,” kata Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes Ahmad Mustofa Kamal, Jumat (8/01/2021).
Jadi, lanjut dia, untuk menuju lokasi kejadian harus carter pesawat.
“Tidak ada pesawat reguler, harus carter untuk menuju lokasi. Akses komunikasi juga sulit,” ungkap Kamal.
Saat ini koordinasi masih terus dilakukan antar Polres Nabire dengan Polres Intan Jaya.
“Tadi pagi Kasat Reskrim Intan Jaya sudah tiba di Nabire untuk koordinasi dengan Polres Nabire,” tutur Kamal.
Baca juga: Polda Papua Barat Buka Rekrutmen Bintara Noken 2021, Ada 1.500 Kuota
Kronologi Pembakaran
Adapun Kronologi kejadian pembakaran pesawat MAF yang di piloti Warga Negara Amerika Alex Luferchek, pesawat berangkat dari Bandara Nabire dengan membawa 2 penumpang masyarakat tujuan Pagamba (Bandara perintis milik MAF) Distrik Biandoga Kabupaten Intan Jaya.
“Pukul 09.30 WIT, Pilot Pesawat MAF PK-MAX, Alex Luferchek sempat melaporkan Via Radio ke kantor MAF bahwa pesawat telah mendarat tiba di Bandara Pagamba dengan baik,” ungkap Kamal.
Selanjutnya pilot di suruh turun dari pesawat.
“Kemudian datang seseorang ( Diduga Kelompok Kriminal Bersenjata) yang berada di sekitar tempat pesawat berhenti serta membawa senjata dan mengeluarkan tembakan ke Udara sambil menyuruh pilot untuk merunduk,” jelas Kamal.
Pilot lalu diamankan oleh para pendeta dan masyarakat ke Kampung Tekai perbatasan antara Kampung Bugalaga dan Kampung Pagamba Distrik Mbiandoga Kabupaten Intan Jaya.
“Kemudian pesawat tersebut di bakar oleh kelompok kriminal bersenjata,” terangnya.
Pembakaran pesawat MAF tersebut kemudian terdeteksi oleh Basarnas pusat dan menyampaikan kepada yayasan MAF di Nabire untuk mengecek pesawat PK - MAX yang di piloti oleh Capten pilot Alex Luferchek
Dari Bandar Udara Wamena telah berangkat heli VIDA yang di piloti oleh Capten Natan Fagerlie untuk mengevakuasi pilot pesawat MAF PK -MAX dari Kampung Tekai perbatasan antara Kampung Bugalaga dan Kampung Pagamba Distrik Mbiandoga menuju Nabire.
Pilot Alex Luferchek adalah Warga Negara Amerika.
Menurut Kepala Penerangan Kogabwilhan III Kololen Czi IGN Suriastawa, Kelompok Kriminal Bersenjata melakukan provokasi terhadap massa sehingga melakukan pembakaran.
“Saat pesawat akan kembali lagi ke Nabire dari lokasi Kejari terjadi penumpukan penumpang, mereka saling berebut mau naik pesawat, saat itulah KKB memprovokasi sehingga terjadi aksi pembakaran,” kata dia.

Baca juga: Penumpang Berebut Kursi, KKB Lakukan Provokasi hingga Bakar Pesawat MAF di Papua
OPM melalui juru Bicara Sebby Sambon mengklaim bertanggung jawab atas aksi pembakaran itu.
“Ya, itu Panglima TPNPB- OPM Kodap VIII Intan Jaya Sabinus Waker dan Komandan Operasi Kodap VIII Intan Jaya Gusby Waker bertanggungjawab. Manajemen Markas Pusat Komnas TPNPB baru saja mendapat konfirmasi bahwa berita penembakan Helicopter di Tembagapura dan penembakan pesawat civil di Intan Jaya itu benar,” kata Sebby melalui pesan elektroniknya Kamis (7/01/2021).
Alasan penyerangan terhadap Heli dan pesawat sebagai serangan terhadap aparat keamanan Indonesia.
“Dan alasannya sudah jelas, bahwa tahun lalu (2019 dan 2020) Manajemen Markas Pusat Komnas TPNPB-OPM sudah pernah umumkan bahwa apabila helicopter civilian dan Pesawat Civil Komersial mengangkut Anggota TNI dan Polri Maka TPNPB siap tembak,” kata Sebby.
Jadi, itu bagian dari target Pasukan TPNPB, karena sebelumnya Manajemen Markas Pusat Komnas TPNPB telah mengumumkan.
“Dan janji serta target pasukan TPNPB tidak akan dicabut hingga Papua merdeka Penuh Dari Colonialisme Indonesian di Tanah leluhur bangsa Papua, dan penembakan terhadap pesawat yang tidak mengindahkan peringatan TPNPB akan terus di lakukan,” paparnya.
Sementara dari olah TKP terkait penembakan Helikopter milik PT Sayap Garuda Indah nomor PK ZGM yang yang terjadi Rabu (6/1/2021) lalu, polisi menemukan proyektil kaliber 7,62 MM.
Proyektil diduga kuat berasal dari senjata yang digunakan pelaku penembakan Heli.
Kapolres Mimika AKBP I G G Era Adhinata mengatakan, proyektil yang ditemukan sudah dibawa ke laboratorium forensik untuk dilakukan uji balistik.

Baca juga: Pilot Curiga Cium Bahan Bakar, Ternyata Helikopter Milik PT SGI Ditembak OTK di Mimika Papua
“Dari temuan proyektil itu diduga helikopter itu ditembak menggunakan laras panjang," ujarnya saat ditemui di Rimba Papua Hotel, Jumat (8/1/2021).
Polisi juga mengklaim menemukan kecocokan antara proyektil dengan senjata laras panjang yang diduga digunakan oleh Kelompok Kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Joni Botak.
Kondisi Crew helikopter Captaint Stuart James Forsyth, David Philip dan load master Nur Triadi cukup baik.
Helikopter milik PT Sayap Garuda Indah nomor PK ZGM diduga ditembak pada ketinggian 1.500 kaki di sekitar kampung Tsinga Distrik Tembagapura.
Akibatnya, terdapat lubang di bagian samping kiri bawah.
Saat itu salah satu crew mendengar adanya suara dentuman.
Mencium bau Avtur, pilot lalu memutuskan untuk segera meninggalkan area bandara Dese Benangin dan memilih lokasi pendaratan yang aman dan terdekat adalah Helipad 66 Hidden Valley Tembagapura.
(Laporan Kontributor Tribunnews.com, Banjir Ambarita)