ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Bantah Warga Sipil Intan Jaya Mengungsi karena KKB, Polda Papua: Hanya Mengamankan Diri Sementara

Adanya kabar warga sipil Intan Jaya Papua mengungsi karena teror Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) tidak benar.

(Dok. ISTIMEWA)
Warga sipil Intan Jaya Papua yang mengungsi karena teror Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) tidak benar. 

Kapolres Intan Jaya AKBP I Wayan G Antara menetapkan status keamanan siaga satu akibat situasi Intan Jaya yang mencekam.

Menurutnya, teror KKB terus dilakukan dengan aksi-aksi penembakan untuk menyasar aparat maupun warga setempat.

KKB pun disebut telah masuk ke kawasan kota.

Imbasnya, aktivitas warga dibatasi hingga pukul 17.00 WIT demi keamanan.

Namun, selama pagi dan sore, warga tetap melakukan kegiatan jual beli.

Baca juga: Situasi di Intan Jaya Mencekam karena Teror KKB, Polisi Tetapkan Siaga 1

Warga mengungsi ke gereja

Karena ketakutan, sekitar 1.000 warga kini memilih mengungsi ke kompleks Pastoran Gereja Katolik Santo Mikael Bilogai, Distrik Sugapa.

"Pengungsi tambah dari Mamba, dari (sebelumnya) 600 orang lalu tambah dari Mamba sekitar 400-500 orang, jadi sekarang sudah sekitar seribu orang," ujar Adminstator Diosesan Keuskupan Timika, P Marthen Kuayo, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa (16/2/2021).

Pastor pun turut menjemput warga setelah kontak senjata KKB dengan aparat menewaskan seorang anggota TNI Prada Ginanjar.

Marthen mengaku kesulitan mendapatkan kabar dari Sugapa karena jaringan telekomunikasi yang sedang terganggu.

Baca juga: 1.000 Warga Intan Jaya Mengungsi ke Gereja, Ketakutan Jadi Korban Konflik Bersenjata TNI Vs KKB

Pemprov Kesulitan Komunikasi dengan Pemkab

Kepala Dinas Sosial Provinsi Papua, Ribka Haluk mengatakan kesulitan berkomunikasi dengan Pemkab Intan Jaya.

Akibatnya, data pengungsi hingga koordinasi penentuan kebijakan pun berjalan lambat.

"Untuk masalah bencana sosial di Intan Jaya, sejak November 2020 kami sudah ada komunikasi dengan pemerintah daerah di sana. Kami sudah meminta mereka menyurat agar itu menjadi dasar untuk kami bertindak. Memang kami tidak bisa ke sana karena penerbangan terbatas," ujar Ribka di Jayapura, Rabu (17/2/2021).

"Sampai hari ini data yang kami minta, baik dari dinas maupun gereja, belum ada. Jadi mungkin kami akan turunkan tim mengingat pengungsi semakin banyak," sambung dia.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Papua
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved