ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Cerita Polisi Myanmar yang Tak Mau Tembak Demonstran, Membangkang dari Atasan dan Mengungsi ke India

Para polisi Myanmar mengungkapkan momen mereka membangkang dari atasan mereka, dan mengungsi ke India.

YE AUNG THU / AFP
Polisi anti huru hara memblokir jalan ketika pengunjuk rasa berkumpul untuk demonstrasi menentang kudeta militer di Yangon pada 6 Februari 2021 

TRIBUNPAPUA.COM - Para polisi Myanmar mengungkapkan momen mereka membangkang dari atasan mereka, dan mengungsi ke India.

Kepada Sky News, penegak hukum yang mencari suaka itu mengatakan mereka diperintahkan menembak dan menyiksa demonstran.

"Saya tak bisa menembak bangsa saya sendiri, atau menyiksa orang yang jelas tak berbuat kejahatan," kata salah satunya.

Polisi yang berusia 26 tahun mengatakan, pengunjuk rasa itu tidak bersalah.

Sebab mereka hanya menyuarakan aspirasi secara damai.

Baca juga: Kembali Berlutut demi Lindungi Demonstran dari Aparat Myanmar, Suster Ann Roza: Lewati Saya Dulu

Memutuskan membangkang dari perintah junta militer, sejumlah polisi itu memutuskan mengungsi ke India.

Salah satu penegak hukum yang bersembunyi menerangkan, dia kini mengkhawatirkan keluarga yang ditinggalkannya.

Dia mengaku mempunyai istri dan putra yang masih berusia dua tahun.

"Saya khawatir terhadap mereka," kata dia.

Apalagi, junta militer sudah mengancam bakal menahan setiap anggota keluarga dari polisi yang mengungsi.

Anggota lain, yang kabur bersama keluarganya menerangkan, mereka tidak ingin hidup dalam kekuasaan junta.

"Kami tidak bisa hidup damai bersama mereka. Saya siap mengorbankan nyawa bagi demokrasi jika dibutuhkan," tegasnya.

Baca juga: Viral Sosok Angel yang Tewas Ditembak Militer Myanmar, Sempat Tendang Pipa Air untuk Teman-temannya

Dilansir Sabtu (13/3/2021), keterangan mereka mengungkapkan detil seperti apa perintah yang diberikan kepada pihak berwajib.

Sebelumnya, PBB sudah mengecam dan menuding Tatmadaw, nama kantor junta militer Myanmar, menggunakan kekuatan mematikan ke demonstran.

Total, sudah ada 75 orang tewas dalam aksi protes menentang kudeta yang dilakukan militer pada 1 Februari lalu.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved