KKB Papua
Jadi Penyandang Dana Pembelian Senjata untuk KKB, Paniel Kogoya Telah 3 Kali Lakukan Transaksi
Paniel Kogoya, sosok yang diduga menjadi penyandang dana pembelian senjata api untuk KKB telah 3 kali melakukan transaksi pembelian senjata.
Penulis: Musa Abubar | Editor: Astini Mega Sari
Laporan Wartawan Tribun-Papua, Musa Abubar
TRIBUN-PAPUA.COM - Paniel Kogoya, sosok yang diduga menjadi penyandang dana pembelian senjata api untuk Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), telah tiga kali melakukan transaksi pembelian senjata.
Hal itu diungkapkan oleh Kapolda Papua Irjen Pol. Mathius D. Fakhiri.
"Senin (19/4/2021) pagi, kita sudah monitor salah satu daftar pencarian orang (DPO) Polda Papua dan Polri terkait dengan penangkapan kasus senjata api," kata Fakhiri kepada awak media di Jayapura, Selasa (20/4/2021)
Fakhir mengatakan, pelaku diikuti dan dibuntuti sampai ke lokasi Kalibobo, Nabire, dan langsung diamankan oleh petugas dari Satgas Nemangkawi.
Pelaku juga diperiksa untuk memastikan apakah yang bersangkutan sebagaimana tersangka yang ada dalam DPO Polri.
Baca juga: Satgas Nemangkawi Tangkap Penyandang Dana Pembelian Senjata ke KKB Intan Jaya
"Untuk kelanjutan kasus ini, ditangani oleh tim Polres Nabire. Pengembangannya akan terus kita lakukan karena ada beberapa DPO yang diamankan, mudah-mudahan bisa kita ungkap secara transparan," katanya.
Fakhiri menyebut Paniel Kogoya mengaku telah melakukan transaksi pembelian senjata api sebanyak tiga kali.
"Dia mengaku telah membeli senjata api dari saudara DC sebanyak tiga kali, transaksi pertama sekitar 2018 yaitu membeli satu pucuk senjata api M16 dana magazen yang diisi dalam kardus dengan harga Rp 350 juta," ujar Fakhiri.
Lalu, transaksi kedua dilakukan di dekat PLN Kalibobo, ia membeli senjata dari DD.
Kala itu, pelaku datang ke lokasi bersama enam orang namun tak dikenal, lalu menyerahkan senjata kepada GSG.
Kemudian, transaksi ketiga yaitu dari GSG yang merupakan kelompok dari Komite Nasional Papua Barat (KNPB), senjata tersebut sudah dibawa ke Intan Jaya.
Baca juga: Jenderal Andika Sebut Oknum TNI AD yang Membelot ke KKB Bawa Kabur 2 Magazen Berisi 70 Butir Peluru
Pelaku juga memesan senjata api ke DD dengan harga yang disampaikan ke GSG yang merupakan kumpulan dari Intan Jaya.
Fakhiri menyebut dana untuk membeli senjata itu diduga paling banyak dikumpulkan dari hasil pendulangan emas, kemudian pajak terhadap para kepala kampung atau mungkin dari simpatisan.
"Karena yang bersangkutan DPO Polri kita tetapkan sebagai tersangka. Kita akan mengikuti jaringan penjualan senjata api, dan kita akan putus jaringan ini," katanya.