ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Konten Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah soal Keguguran Tuai Banyak Kritik, Ini Kata Ahli LIPI

Muncul kritikan dari netizen di media sosial, terutama Twitter, terhadap konten Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah soal keguguran.

YouTube Atta Halilintar
Aurel Hermansyah menangis ceritakan kronologi dirinya alami keguguran, Selasa (18/5/2021)- Muncul kritikan bagi konten Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah soal keguguran dari banyak netizen di media sosial, terutama Twitter. 

TRIBUN-PAPUA.COM - Muncul kritikan dari netizen di media sosial, terutama Twitter, terhadap konten Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah soal keguguran.

Pasalnya, konten-konten terkait Aurel keguguran terus tayang.

Tidak hanya dari video yang diunggah di YouTube Atta Halilintar, tapi juga Gen Halilintar dan keluarga Anang.

Bahkan ada pula konten yang bekerjasama dengan produk komersial.

Hal ini akhirnya memicu kritik-kritik di sosial media, terutama Twitter.

Dari pantauan Kompas.com di Twitter, kebanyakan netizen mengkritik kenapa pengalaman keguguran mereka terus dijadikan konten "hiburan".

Baca juga: Atta Halilintar Geram Banyak Tudingan Miring soal Aurel yang Keguguran: Jangan Kehilangan Empati

Aurel Hermansyah menangis ceritakan kronologi dirinya alami keguguran, Selasa (18/5/2021).
Aurel Hermansyah menangis ceritakan kronologi dirinya alami keguguran, Selasa (18/5/2021). (YouTube Atta Halilintar)

"Nyari duit segitunya yah, lagi berduka tapi konten semua," tulis seorang netizen di Twitter.

"Kedepannya orang-orang akan berpikiran hal kaya gini tuh 'biasa' untuk jd konten," tulis akun lain.

"Ini sebenarnya rasa empati? Atau cari untung? Atau gimana sih? Gw gatau banget dah, sampe ke hal beginian banget jadi konten. Sorry to say kaya jadi budak konten, hingga 'apapun' dijual demi konten," imbuh yang lain.

Isu ini pun mendapat sorotan ahli Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di bidang media, Nina Widyawati.

Kata Ahli LIPI

Kepada Kompas.com, Senin (24/5/2021), Nina menjelaskan, kehidupan pribadi yang dijadikan konsumsi publik sebenarnya sudah ada sejak dulu. Misalnya saja kehidupan keluarga kerajaan hingga konglomerat.

Masyarakat ingin mengetahui kehidupan pribadi tokoh-tokoh tersebut karena dirasa memiliki dampak pada dirinya.

Baca juga: Atta Dapat Cibiran setelah Aurel Keguguran, KD: Nggak Perlu Terus-terusan Orang Harus Tahu

Sebagai contoh, zaman dulu rakyat ingin mengetahui tentang kehidupan pribadi putera mahkota sebuah kerajaan, seperti kelahiran anak Pangeran William. Ini karena kehidupan kerajaan berpengaruh pada kehidupan pribadinya. Rakyat ingin tau siapakah calon penerus pemimpin monarki.

Hal yang sama juga terjadi pada kehidupan keluarga konglomerat.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved