Kronologi Lengkap Kasus Puluhan Alumni SMA di Batu Diduga Korban Kekerasan Seksual Pendiri Sekolah
Seorang pendiri sekolah berinisial JE diduga menjadi pelaku kekerasan seksual kepada 21 alumni SMA Selamat Pagi Indonesia (SPI) di Kota Batu, Jatim.
TRIBUN-PAPUA.COM - Seorang pendiri sekolah berinisial JE diduga menjadi pelaku kekerasan seksual kepada 21 alumni SMA Selamat Pagi Indonesia (SPI) di Kota Batu, Jawa Timur.
Insiden kekerasan seksual tersebut dialami para siswa saat mereka masih duduk di bangku sekolah.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Kependudukan (DP3AK) Provinsi Jatim, Andriyanto menuturkan pihaknya saat ini melindungi para korban.
"Pelapor-pelapor itu sudah kita dampingi melalui pusat pelayanan terpadu yang di Rumah Sakit Bhayangkara. Kebetulan pelaporan adalah alumni," jelas Andriyanto, Rabu (2/6/2021).
Baca juga: Bocah SD di Klaten Jadi Korban Pelecehan 3 Pria Dewasa, Satu di Antaranya Ayah Tiri Korban
Diduga kekerasan seksual terjadi sejak 2009
Kasus tersebut terungkap saat Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait melaporkan kasus dugaan kekerasan seksual tersebut ke Polda Jatim pada Sabtu (29/5/2021).
Saat itu ada 3 korban yang berani buka suara.
Menurut Arist, kasus berawal saat pihaknya menerima aduan dari salah soerang korban.
Komnas PA kemudian mengumpulkan keterangan dari siswa dan alumni yang tersebar di seluruh Indonesia.
Korban pun bermunculan. Ada belasan orang yang mengaku menjadi korban kekerasan seksual JE dan diduga pelecahan terjadi sejak 2009.
Namun hanya tiga orang korban yang langsung datang dan memberikan keterangan pada penyidik di kepolisian.
"Kurang lebih 15 orang, yang tiga orang begitu serius persoalannya. Ada kemungkinan korban-korban baru karena ini tidak pernah terbuka dan tidak ketahuan," ujar dia.
JE diduga melakukan perbuatan tidak terpuji itu bukan hanya kepada siswa yang masih bersekolah.
Baca juga: Kronologi 25 Anak Asrama di Mimika Jadi Korban Pelecehan dan Kekerasan, Pelaku Seorang Pembina
Namun, hal itu juga dilakukan kepada para alumni yang sudah lulus sekolah.
"Ini menyedihkan, sekolah yang dibanggakan Kota Batu dan Jatim ternyata menyimpan kejahatan yang mencederai dan menghambat anak-anak tumbuh dan berkembang dengan baik," ucap Arist.