PAPUA TERKINI
Sindikat Pencuri Anjing Liar dan Peliharaan di Jayapura Bisa Dapat 4-7 Ekor Semalam
Sekali beraski, Komplotan pencuri anjing, MS, SS, AL dan CL bisa dapat jutaan rupiah
Penulis: Zaneta Chrestella Mirino | Editor: Ri
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Tirza Bonyadone
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA — Sindikat pencuri anjing di Kota Jayapura, Papua, mengaku bisa mencuri empat hingga tujuh ekor anjing dalam semalam.
Jenis anjing target sindikat kriminalis lingkungan ini, anjing peliharaan, anjing tak terurus, tak diawasi pemilik, dan kadang anjing berkeliaran di jalan dan pemukiman warga.
Keterangan ini diungkap SS (29), kepada Tribun-Papua.com, satu dai empat anggota sindikat udai diperiksa di Mapolsek Jayapura Utara, Jl Sulawesi, Distrik Jayapura Utara, Kota Jayapura, Papua, Senin (21/6/2021) siang.
SS dan rekannya, MG (27), ditahan sejak Kamis (17/6/2021) lalu.
Sementara dua rekan lainnya, ditahan pasca-diserahkan pihak keluarga, Sabtu (19/6/2021).
Pria asal Ambon menyebut, wilayah kerja sindikat ini di pusat kota pemerintahan; Distrik Muaratami dan Distrik Jayapura Utara.
Cara mencuri binatang ‘setia” ini adalah dengan keliling mencari anjing.
Mereka membawa roti, atau kerat makanan beraroma kuat yang lebih dulu diberi racun potasium.
Makanan ‘pancingan’ beracun itulah yang mereka lemparkan ke anjing di jalan.
Setelah anjing ini terpapar racun, lalu mati terkapar, mereka lalu memasukkan ke karung, dan dinaikkan di kabin mobil jenis MultiPorpuse Vehicle (MPV).
“Teman pakai mobil rental. Kalau sudah jual hasilnya, hasil baru pakai bayar rental Rp500 ribu,” katanya,
Anjing tangkapan ini kemudian dijual ke ‘pemakai’, atau pemesan.
“Kalau tangkapan lagi banyak, kami bawa ke warung (menu) RW di dekat A.P.O, atau Abe,” ujarnya.
Sekali beraksi mereka berdua bisa meraup hingga Rp 2,5 juta bahkan lebih.
Untuk harga per ekornya dibagi berdasarkan ukuran anjing hasil tangkapan.
“Kalau kecil, kurus Ya.., Rp 250 ribu. Yang besar sehat bisa sampai Rp 500 ribu,” katanya.
Hasil penjualan anjing tersebut dibagi merata, setelah dikeluarkan “ongkos produksi”, seperti biaya rental mobil, bensin, ngopi dan makan bersama.
“Dibagi empat, kalau ada lebih kami patungan membeli muniman keras (miras),” cetusnya. (*)