ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

PENELITIAN

Balai Arkeologi Papua Temukan Fosil Kerang Laut di Danau Emfote

Penelitian Balai Arkeologi Papua di Kawasan Danau Emfote atau para traveler menyebutnya Danau Love, berhasil menemukan fosil kerang laut di perbukitan

Hari Suroto for Tribun-Papua.com
Fosil kerang laut yang ditemukan di perbukitan di sekitar Danau Emfote 

TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA - Penelitian Balai Arkeologi Papua di Kawasan Danau Emfote atau para traveler menyebutnya Danau Love, berhasil menemukan fosil kerang laut di perbukitan di sekitar danau ini.

Danau Emfote sangat instagramable, berada di ketinggian, emfote berarti air di tempat yang tinggi. Danau Emfote terletak di sebelah selatan Danau Sentani, Distrik Ebungfauw, Kabupaten Jayapura, Papua.

Untuk menuju Danau Emfote, dari tepi Danau Sentani berjalan sekitar satu jam menyusuri jalan alternatif.

Peneliti dari Arkeologi Papua, Hari Suroto menyebut temuan ini menguatkan teori bahwa pada masa lalu, Danau Sentani adalah laut, kemudian terjadi proses geologi atau pengangkatan daratan.

Baca juga: Panglima TNI Sidak Kesiapan RS Lapangan untuk Pasien Covid-19, Jenderal Andika: Kami Punya 60 Dokter

Lanjut dia,sehingga perairan Sentani yang sebelumnya berair asin dan terhubung dengan laut, kemudian terpisah oleh perbukitan hasil pengangkatan.

Dalam proses selanjutnya, kata dia, air asin terbuang menuju laut melalui Sungai Jaifuri, air asin danau Sentani tergantikan oleh 26 sungai air tawar yang bermuara di Danau Sentani, sungai ini bersumber dari pegunungan Cyclops.

Baca juga: Ditinggal Ibu Ambil Makanan, Balita 2 Tahun Tewas Tersetrum Pompa Air di Depan Rumah

Fauna air asin Sentani, menurut dia, kemudian beradaptasi dengan lingkungan yang baru, sebagai contoh adalah ikan hiu gergaji Sentani, yang sebenarnya merupakan ikan laut, kemudian beradaptasi menjadi ikan air tawar.

"Ikan hiu gergaji ini terakhir ditangkap nelayan pada 1970-an, setelah itu dianggap punah," kata Hari Suroto melalui keterangan tertulis yang diterima Tribun-Papua.com di Jayapura, Sabtu (10/7/2021).

Baca juga: Update Virus Corona di Papua dan Papua Barat Hari Ini, Sabtu 10 Juli 2021: Total Kasus Capai 34.853‬

Dia mengatakan, ingatan masyarakat Sentani tentang ikan hiu gergaji ini, kini dapat dijumpai dalam karya seni Sentani yaitu dilukiskan pada kulit kayu atau tiang rumah tradisional.

Sebelumnya dikabarkan, Penelitian Balai Arkeologi papua di Kampung Abar, Distrik Ebungfauw, Kabupaten Jayapura berhasil menemukan situs kampung lama Abar.

Baca juga: Boaz Solossa Didepak Persipura, Komentar Bambang Pamungkas: Semua Bintang Pasti Ada Kontroversinya

Situs kampung lama Abar ini berada di tepi danau sentani, permukaan situs ditumbuhi rumput ilalang, lingkungan sekitar situs berupa hutan sagu, dan terdapat mata air.

Situs kampung lama abar merupakan situs hunian prasejarah. Survei permukaan tanah di situs kampung Lama Abar, berhasil ditemukan pecahan gerabah.

Baca juga: 3 Zodiak yang Dikenal Paling Cemburuan: Scorpio Suka Nuduh Tak Jelas, hingga Leo Butuh Perhatian

Pecahan gerabah ini sangat unik, berbeda dengan gerabah masa kini yang dihasilkan oleh masyarakat Abar. Seperti diketahui Kampung Abar merupakan satu-satunya kampung yang masih eksis membuat gerabah.

Pecahan gerabah yang ditemukan di situs, terdapat dua jenis, berdinding tebal dan berdinding tipis. Gerabah berdinding tebal merupakan tempayan, pada masa lalu dipergunakan untuk menyimpan tepung sagu dan air.

Gerabah berdinding tipis, merupakan periuk, digunakan untuk memasak.

Gerabah di situs ini, bagian tepian juga berfungsi sebagai pegangan, pegangan saat mengkat gerabah dari tungku.(*)

Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved