5 Fakta Terbaru Virus Covid-19 Varian Delta, Mereka yang Belum Divaksin Lebih Berisiko Tinggi!
Lonjakan kasus pasien positif Covid-19 masih terus merajalela dengan adanya varian Delta.
TRIBUN-PAPUA.COM - Lonjakan kasus pasien positif Covid-19 masih terus merajalela dengan adanya varian Delta.
Varian yang pertama kali diidentifikasi di India ini dikatakan jauh lebih berbahaya.
Terbukti, sebagian besar kasus aktif di Indonesia belakangan ini merupakan dampak dari penyebaran virus dengan kode B.1.617.2 ini.
Para ahli mengatakan varian Delta memiliki kemampuan menular yang lebih tinggi dibandingkan jenis lainnya.
Selain itu, gejala yang dirasakan oleh pasien juga jauh lebih berat termasuk hilangnya selera makan dan gangguan pendengaran.
Agar kita semakin awas dalam menjaga diri dan keluarga, ada baiknya memahami lima fakta penting terkait varian Delta Covid-19:
1. Penyebab utama kasus terbaru di Indonesia
Sebanyak 95 persen kasus Covid-19 di Indonesia dalam tiga pekan terakhir disebabkan varian Delta.
Data ini menunjukkan penyebaran virus ini sangat masif dibandingkan jenis lainnya.
"Jika dilihat dari data GISAID, selama 3 minggu terakhir lebih dari 95 persen merupakan varian delta dan sisanya adalah varian alfa dan varian lokal Indonesia," kata Ketua Tim WGS SARS-CoV-2 LIPI Sugiyono Saputra, dikutip dari Instagram @lawancovid19_id.
Baca juga: Ini Ciri-ciri Gejala Covid-19 Varian Delta yang Mudah Menular dan Berbahaya
2. Lebih menular 50 persen dibandingkan varian Alpha
Varian Delta lebih menular 50 persen dibandingkan varian Alpha. Padahal Alpha sendiri lebih menular 50 persen dibandingkan virus Covid-19 pertama yang ditemukan.
Risiko jauh lebih tinggi pada lingkungan tanpa penanganan Covid yang layak, seperti tidak memakai masker dan belum divaksinasi.
Satu orang yang terinfeksi varian delta, rata-rata dapat menginfeksi 3,5 sampai 4 orang lainnya.
3. Meningkatkan risiko kematian