PON XX Papua
Jelang PON XX Papua, Kampung-kampung di Tepi Danau Sentani Belum Diperhatikan
Persiapan destinasi wisata danau ini hanya nampak terlihat di tepi danau sentani bagian utara, yang dekat dengan kota.
Penulis: Maickel Karundeng | Editor: Roy Ratumakin
Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Musa Abubar
TRIBUN-PAPUA.COM, JAYAPURA – Pemerintah Provinsi Papua tengah mempersiapkan diri sebagai tuan rumah PON XX.
Berbagai infrastruktur dan venue sebagian sudah selesai dibangun dan lainnya masih dalam proses pengerjaan.
Selain venue olahraga yang disiapkan, beberapa obyek wisata tengah dibenahi untuk dikunjungi peserta PON.
Hal ini terlihat pada Bukit Teletubbis di Doyo Lama.
Baca juga: Jembatan Youtefa, Destinasi Wisata Unggulan Kota Jayapura
Selain obyek wisata alam, situs-situs arkeologi seperti Tugu Mac Arthur Ifar Gunung, Situs Megalitik Tutari juga dipersiapkan.
Sehingga dapat dipastikan, kawasan danau sentani menjadi destinasi wisata PON.
Namun, persiapan destinasi wisata danau ini hanya nampak terlihat di tepi danau sentani bagian utara, yang dekat dengan kota.
Hal ini terlihat pada Dermaga Khalkote, Dermaga Asei Pulau dan Dermaga Yahim.
Peneliti dari Balai Arkeologi Papua Hari Suroto mengatakan, dermaga-dermaga di kampung-kampung tepi Danau Sentani bagian selatan belum diperhatikan.
"Tepi Danau Sentani bagian selatan dikenal memiliki pesona alam yang indah, perbukitan savana," kata Hari Suroto kepada melalui rilis diterima Tribun-Papua.com, Selasa (27/7/2021).
Baca juga: Pantai Hamadi, Simpan Sejarah dan Objek Wisata Alam
Selain itu, kata dia, masyarakat yang tinggal di danau sentani bagian selatan juga masih melestarikan tradisi warisan nenek moyang mereka baik itu kuliner maupun keterampilan mengukir kayu serta membuat kerajinan gerabah.
Untuk itu, perlu direvitalisasi dermaga-dermaga di kampung-kampung tepi selatan danau sentani.
Seperti diketahui, untuk mendukung PON, pemkab Jayapura telah membeli kapal untuk wisata danau sentani.
Hari mengatakan, dermaga hasil revitalisasi dapat disandari kapal wisata yang berukuran lebih besar dari perahu motor milik warga.
Selain itu, tambah dia, juga dapat menampung lebih banyak penumpang.
"Revitalisasi dermaga ini perlu memperhatikan kearifan lokal setempat, yaitu harus mencerminkan arsitektur khas Sentani," ujarnya. (*)