ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Covid 19 Papua

Pandemi Covid-19, Mahasiswi Kedokteran Russia ini Keluhkan Kuliah Daring

Di masa pandemi Covid-19 pemberlakuan pembelajaran secara daring masih terus dilakukan mulai dari taman kanak-kanak (TK) hingga perguruan tinggi

Penulis: Zaneta Chrestella Mirino | Editor: Maickel Karundeng
Tribun-Papua.com/Patricia Laura Bonyadone
Almira Denaner (23), wanita asal Kota Bandung, Jawa Timur yang kini mengambil pendidikan di State Medical University Russia. 

Laporan Wartawan Tribun-Papua.com, Tirza Bonyadone

TRIBUN-PAPUA.COM,JAYAPURA - Di masa pandemi Covid-19 pemberlakuan pembelajaran secara daring masih terus dilakukan mulai dari taman kanak-kanak (TK) hingga perguruan tinggi.

Hal ini membuat sejumlah mahasiswi mengeluh, karena proses pembelajaran dianggap cukup sulit dan kurang mudah dipahami.

Salah satunya Almira Denaner (23), yang kini sedang melanjutkan pendidikan kedokteran State Medical University Russia.

Baca juga: PT LIB Akan Lihat Dinamika Pelaksanaan Liga 1 Bulan Ini

Almira mengatakan pembelajaran secara online awalnya cukup asik untuk dilakukan. Akan tetapi, menjadi kurang efektif lantaran tak bisa mengikuti praktek secara langsung.

"Ini merupakan tahun ke empat dan benar-benar sulit, apalagi sekarang kami lebih banyak praktek dari pada belajar secara daring,"kata Almira kepada Tribun-Papua.com, Selasa (10/8/2021).

Baca juga: HUT Kemerdekaan di Basis Kelompok Kriminal Bersenjata

Tak hanya itu, terkadang materi yang diberikan kurang dimengerti, kadang juga jenuh.

"Skil saya dalam prakek lapangan kurang,proses belajar secara daring membuat saya jenuh karena tidak bisa secara langsung bertemu teman-teman dan dosen," ujar wanita asal Bandung, Jawa Barat ini.

Baca juga: Dampak PPKM Level 4, Yunus Wonda : CdM Meeting III Kemungkinan Secara Daring

Almira mengatakan, banyak program kampus yang seharusnya dilakukan tatap muka, kini malah tak bisa ia lakukan.

"Kita ada jadwal kerja di klinik atau rumah sakit secara langsung, namun pandemi membuat saya nggak bisa apa-apa,"katanya.

Baca juga: Genap Sebulan, Kasus Pembunuhan Janda Cantik di Jayapura Masih Misteri

Menurut dia, tak ada kendala waktu antara Jayapura dan Russia karena perbedaannya hanya 2 jam.

"Kita emang beda 2 jam ajah dan itu cukup menguntungkan bagi saya, karena disana masih pagi tapi Jayapura sudah siang,"ujarnya.

"Namun ya itu kak, kadang ada pertanyaan yang kita butuh cepat bertanya ke dosen malah harus nunggu lebih lama lagi,"kata perempuan yang berdomisili di Koya Barat ini.(*)

Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved