ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

KKB Papua

Sebelum Diserang KKB, Para Nakes di Puskesmas Kiwirok Dapat Peringatan tapi Pilih Bertahan

Para tenaga kesehatan (naskes) yang bertugas di Puskesmas Kiwirok, Pegunungan Bintang, Papua mendapat peringatan akan adanya serangan KKB.

Tribun-Papua.com/Roy Ratumakin
Para tenaga kesehatan (nakes) yang berhasil di evakuasi dari Distrik Kiwirok, Kabupaten Pegunungan Bintang ke Jayapura, Jumat (17/9/2021). 

TRIBUN-PAPUA.COM - Para tenaga kesehatan (naskes) yang bertugas di Puskesmas Kiwirok,
Pegunungan Bintang, Papua mendapat peringatan akan adanya serangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), sekitar pukul 07.00 WIT.

Namun para tenaga kesehatan (nakes) tetap bertahan untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, meski nyawa taruhannya.

Pikirnya, nakes tak akan diganggu, karena pelayanan kesehatan yang diberikan toh kepada masyarakat sekitar yang membutuhkan.

Mereka tetap tinggal apabila ada warga yang membutuhkan pertolongan medis.

Baca juga: Polri-TNI Pastikan PON XX Papua Aman dari KKB: Sudah Teridentifikasi Apa yang akan Muncul

Baca juga: KSP Ultimatum KKB agar Segera Hentikan Aksi Teror di Papua: Aparat Harus Tindak Tegas!

“Kami mengambil langkah bijak untuk tetap di dalam barak medis dan juga puskesmas sehingga apabila penyerangan dan ada korban, kami sebagai nakes bisa melakukan pertolongan,” kata Marselinus satu di antara nakes yang bertugas di Kiwirok.

Namun persitiwa yang tak disangka terjadi, sekitar pukul 09.00 WIT, terjadi letusan pertama kalinya di Pos Pamtas.

“Kami tidak mengira akan terjadi penyerangan terhadap nakes. Pada pukul 09.05 WIT, KKB mulai menghancurkan puskesmas dan menyiram bensin keliling gedung, membakarnya,” ujarnya.

Sekitar pukul 09.07 WIT, kata Marselinus, KKB mulai menuju ke barak dokter yang bersebrangan dengan puskesmas. KKB melancarkan aksinya dnegan menghancurkan kaca jendela kemudian menyiram bensin dan membakar.

Di dalam barak dokter tersebut terdapat lima orang nakes yaitu Dokter Restu Pamanggi, mantri Lukas Luji Parta, suster Siti Khodija, dan mantri Martinus Deni Satya.

Proses Evakuasi  Gabriela, tenaga medis korban KKB di Distrik Kiwirok
Proses Evakuasi Gabriela, tenaga medis korban KKB di Distrik Kiwirok (Kapolres Pegunungan Bintang for Tribun-Papua.com)

Baca juga: Rekannya Gugur Diserang KKB, Ratusan Tenaga Medis di Oksibil Bakar Seribu Lilin sebagai Tanda Duka

Pada saat pukul 09.10 WIT, KKB semakin brutal dengan memasuki barak dokter dan menyerang nakes yang ada di dalamnya.

Merasa di serang, nakes tersebut lari berhamburan keluar dari barak secara terpisah.

“Dokter Restu sempat di hadang dan dipukul dengan besi, kemudian digiring ke jurang dan di tendang ke jurang,” urai Marselus.

Sedetik kemudian, KKB menuju ke barak nakes yang kedua dimana terdapat dirinya bersama, mantri Manuel Abi, mantri Lukas Luji Patra, suster Kristina Sampe Tonapa, suster Katriyanti Tandila dan juga almarhum suster Gabriella Melani.

“Merasa terancam, saya dan rekan-rekan lain bersembunyi di dalam WC, namun keberadaan kami di ketahui sehingga kami berusaha menyelamatkan diri dengan berlari sekuat tenaga,” ujarnya.

Namun, di segala pejuru sudah di kuasai oleh pihak KKB dan KNPB sehingga dirinya dan rekan lainnya terpojok di pinggir jurang.

“Kami akhirnya bersepakat untuk melompot ke jurang. Saya sendiri tersangkut di akar pohon, sedangkan tiga suster lainnya tersangkut rerumputan. Melihat kami melompat, mereka (KKB) tetap mengejar kami hingga ke bawah,” urainya.

Baca juga: Komandan Operasi KKB Elly Bidana Dilaporkan Tewas dalam Bakutembak di Pegunungan Bintang

Dikatakan, hanya dirinya saja yang tidak ditemukan sedangkan tiga suster lainnya di temukan dan dibawa ke halaman oleh KKB.

Para suster tersebut dipaksa membuka seluruh pakaiannya. Setelah dibuka, para nakes tersebut disiksa dengan benda tajam hingga pingsan.

Diketahui sudah tak berdaya, KKB pun membuang para nakes tersebut ke dalam jurang. Sayangnya, suster Gabriella Melani simuman dari pingsannya namun sudah tak berdaya.

Melihat hal tersebut, kata Marselinus, KKB mulai membunuhnya dengan sejumlah tikaman menggunakan benda tajam ke tubuh suster tersebut dan mendorongnya jatuh lebih dalam ke jurang.

Alkhasil, para nakes tersebut harus berjuang sendiri tanpa ada pertolongan. Tiga hari berselang, para nakes tersebut ditemukan oleh tim gabungan saat melakukan pembersihan dan pencarian atas kasus tersebut.

Tim gabung berhasil menyelamatkan para nakes yang masih hidup, sedangkan almarhum suster Gabriella Melani belum bisa dievakuasi karena posisi dari almarhum suster Gabriella cukup jauh.

“Kami akan berupaya untuk mengevakuasi almarhum hari ini dengan peralatan yang sudah dibawa tadi pagi ke Kiwirok. Kalau cuaca mendukung, mungkin bisa langsung diterbangkan ke Jayapura hari ini,” kata Kasdam XVII/Cenderawasih, Brigjen TNI Bambang Trisnohadi.

(Tribun-Papua.com)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved