ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Papua Barat Terkini

Pekerja Tambang Emas Ilegal Dongkrak Angka Malaria di Manokwari Papua Barat

Para petugas Puskesmas yang ada di wilayah tambang harus lebih memperketat pemeriksaan kepada pekerja di daerah itu.

Tribunnews.com
Ilustrasi Nyamuk Malaria. 

Laporan Wartawan TribunPapuaBarat.com, Safwan Ashari Raharusun

TRIBUN-PAPUA.COM, WASIOR - Pekerja tambang emas ilegal di Kabupaten Pegunungan Arfak (Pegaf) diniali sebagai penyumbang meningkatnya kasus malaria di Kabupaten Manokwari, Papua Barat.

Hal tersebut terungkap saat para pekerja tambang terpapar malaria, dan menjalani pengobatan di sejumlah layanan kesehatan di Manokwari akhir-akhir ini.

Kabid P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari, Marthen Rantetampang mengatakan, para pekerja tersebut sering menginap sementara waktu di Distrik Prafi, Manokwari.

Mereka bukan merupakan warga Manokwari, namun menjadikan daerah Prafi sebagai tempat transit.

Baca juga: Kotak Band dan Darius-Donna Siap Guncang Penutupan Peparnas XVI Papua Hari Ini

Kabid P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari, Marthen Rantetampang.
Kabid P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Manokwari, Marthen Rantetampang. (Tribun-Papua.com/Safwan Raharusun)

"Ketika mereka merasa demam di daerah tambang, maka biasanya pekerja itu turun dan menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit (RS) Pratama atau Puskesmas Prafi," ujar Rantetampang kepada TribunPapuaBarat.com pada Jumat (12/11/2021).

Ia mengaku, data kasus malaria yang ada di Prafi, pasiennya hampir semua dari daerah tambang.

"Jadi kami yakin, bahwa tambang itu menjadi kantong malaria. Buktinya pekerja ini ketika sudah terkena malaria dan diobati di Prafi, Manokwari," tuturnya.

Baca juga: Organisasi Papua Merdeka Nyatakan Perang, Warga Pendatang Diminta Kosongkan Distrik Sugapa

"Kasus ini muncul sudah sejak ada tambang di Kabupaten Pegaf, dan bahkan sudah ada pekerja yang meninggal karena malaria," ungkap Rantetampang.

Karenanya, ia menyimpulkan wilayah tambang emas ilegal di Pegaf termasuk penyumbang kasus malaria di Manokwari.

Lewat monitoring dan evaluasi program malaria, pihaknya meminta agar masing-masing daerah harus bisa memperketat wilayahnya.

"Setiap orang masuk atau keluar di sebuah wilayah, dia sudah harus dilakukan screening terlebih dulu," ucapnya.

Sehingga, orang-orang yang masuk di sebuah daerah sudah dipastikan bahwa dia telah aman dari malaria.

Mendengar hal tersebut, Kasi P2P Dinas Kesehatan Kabupaten Pegunungan Arfak, Ayub Indou (37) pun menambahkan, lewat informasi ini pihaknya akan memberikan masukan kepada pimpinan.

Baca juga: Jawaban Menteri Luhut Soal Dugaan Bisnis PCR: Untuk Apa Saya? Silahkan Diaudit

"Sudah saatnya kita tertibkan penambang-penambang di wilayah Pegaf, jadi mereka yang masuk telah dilakukan screening terlebih dahulu," ujar pria asal Pegaf itu.

Ke depan, para petugas Puskesmas yang ada di wilayah tambang harus lebih memperketat pemeriksaan kepada pekerja di daerah itu.

"Kami akan perketat setiap pintu masuk di wilayah Pegaf, agar tidak lagi ada yang masuk keluar bawa penyakit di sana," pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved