Sejarah G30S PKI
Jenderal Dudung Pernah Singgung Gatot Nurmantyo soal TNI Disusupi PKI: Jangan Buat Fitnah
Letjen Dudung menyebut, patung itu ditarik karena Nasution merasa berdosa karena bertentangan dengan keyakinan agamanya.
TRIBUN-PAPUA.COM - Kepala Staf Angkatan Darat (KASAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman pernah menyoroti tanggapan Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo soal hilangnya patung di museum Kostrad hingga isu TNI diduga sudah disusupi oleh PKI.
Sorotan itu disampaikannya saat menjabat Panglima Komando Strategis Angkatan Darat ( Pangkostrad).
Mantan Pangdam Jaya itu menanggapi Jenderal Gatot Nurmantyo.
Perbedaan argumen mereka pun menjadi sorotan publik Tanah Air.
Hal itu berawal dari raibnya beberapa patung di Museum Kostrad yang menjadi bola liar di masyarakat.
Baca juga: Kesaksian AKBP Sukitman, Penemu Jenazah 6 Jenderal di Lubang Buaya G30S PKI
Diketahui, raibnya patung Soeharto, Sarwo Edhie, dan AH Nasution di Museum Kostrad, Jakarta menjadi sorotan.
Isu raibnya tiga patung itu pertama kali disampaikan oleh eks Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo.
Bahkan Jenderal Gatot Nurmantyo menduga, hilangnya tiga patung itu merupakan tanda PKI sudah masuk ke TNI.
Akan tetapi, Letjen Dudung saat itu membantah hal tersebut.
Ia menyebut, hilangnya patung tersebut lantaran ditarik oleh pembuatnya, bukan terkait dukungan terhadap PKI.
Baca juga: Kisah Muhammad Arief Pencipta Genjer-genjer, Lagu Rakyat yang Terlarang Karena PKI

Sepaham dengan Letjen Dudung, mantan politisi Demokrat Ferdinand Hutahaean menganggap kecurigaan Jenderal Gatot tersebut tidak masuk akal.
""Menurut sy, TNI tidak mungkin akan tersusupi oleh PKI. Apalagi ideologi Komunis sdh mendarah daging bagi kita TERLARANG dan HARAM," tulis Ferdinand.
"Sy setuju dengan Letjen Dudung, ini adalah TUDUHAN KEJI dan FITNAH UTK MEMECAH BELAH TNI. Letjen Dudung yg pimpin kostrad diserang Kaum Radikal. @Cakra_Kostrad," sambungnya.
Seperti diketahui, Dudung membantah pernyataan Gatot yang menyebut ada sinyal komunisme sudah masuk ke tubuh TNI.
Baca juga: Mayjen DI Panjaitan, Putra Batak Pendiri TKR dan Jenderal Berprestasi Dibunuh PKI
"Ketika penarikan tiga patung itu kemudian disimpulkan bahwa kami melupakan peristiwa sejarah pemberontakan G30S/PKI tahun 1965, itu sama sekali tidak benar," kata Dudung dalam keterangannya, Senin (27/9).