ypmak
Yayasan Pemberdayaan Masyarakat Amungme dan Kamoro (YPMAK)

Bantah Ada Tindakan Kekerasan dan Pemenjaraan, Kepala Sekolah Penerbangan: Ruangan untuk Konseling

Sekolah penerbangan di Batam, yakni Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) Sekolah Penerbangan membantah telah melakukan tindak kekerasan pada sejumlah siswa.

Editor: Claudia Noventa
(Kompas)
Ilustrasi - Sekolah penerbangan di Batam, yakni Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) Sekolah Penerbangan membantah telah melakukan tindak kekerasan pada sejumlah siswa. 

Kepala Sekolah SMK SPN Dirgantara, Dunya Harun, menegaskan tidak ada tindakan kekerasan dan pemenjaraan siswa yang terjadi di lingkungan sekolah.

Diketahui, sejumlah orang tua siswa melaporkan kasus tersebut pada Komisi Perlindungan dan Pengawasan Anak Daerah (KPPAD) Batam dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI).

Baca juga: 9 Siswa Sekolah Penerbangan Diduga Jadi Korban Kekerasan, Ada Video saat Dirantai dan Diborgol

Baca juga: Pencari Besi Tua di Kota Jayapura Temukan 85 Amunisi Milik Aparat di Tempat Pembuangan Sampah

Walau demikian, Dunya Harun tidak memungkiri bahwa sekolah tersebut memiliki ruangan khusus, yang sebelumnya disebut sebagai penjara oleh para pelapor.

"Itu untuk membentuk karakter siswa. Ruangan itu untuk konseling. Hukuman bisa sampai 7 hari tergantung poin kesalahan siswa," kata Dunya Harun melalui telepon, Jumat (19/11/2021).

Mengenai ruangan tersebut, dijelaskannya hanya berbentuk kamar dan berfungsi memisahkan siswa yang bermasalah dengan siswa lainnya selama masa istirahat belajar.

Bagi siswa yang mendapat hukuman berada di ruangan tersebut, dimaksudkan hanya sebagai lokasi agar anak yang tengah bermasalah, dapat memikirkan, dan merenungi kesalahannya.

Tidak hanya itu, pada saat proses belajar mengajar, para siswa yang akan dihukum di ruangan tersebut, tetap wajib untuk mengikuti kelas.

"Jika ada pembinaan, itu untuk memisahkan dari yang melakukan pelanggaran dan memisahkan dari rekan rekannya, agar tidak menularkan kepada temannya yang lain. Jadi semenjak PPKM kita asramakan mereka, lalu yang mendapatkan disiplin tetap belajar sebagaimana siswa lain, cuman saat istirahat dipisahkan dari teman temannya," papar Harun.

Sebut Tak Ada Kekerasan Fisik

Harun juga membantah adanya dugaan kekerasan fisik yang dialami oleh siswa.

Ia mengatakan bahwa tindakan yang diberikan oleh kepada siswa hanya bersifat mendidik dan mengarahkan para siswa agar disiplin dan tidak melanggar peraturan sekolah.

"Di sini ada tindakan fisik seperti squat jump, push up, itu bertujuan menguatkan fisik mereka untuk menghadapi dunia kerja serta untuk kedisiplinan siswa," terang Harun.

Mengenai bukti foto yang diterima KPPAD Kota Batam dan KPAI, Harun menyampaikan siswa dirantai itu merupakan ekspresi sesaat para siswa yang tengah bercanda sehingga terekam kamera.

"Katanya ada anak didik kami yang di rantai, kami nyatakan itu tidak benar. Kalo ada itu pun di luar pengetahuan kami. Jika ada gambar atau video yang didapat itu merupakan ekspresi sesaat," kata Harun.

Terkait pembahasan kejadian dugaan penganiayaan siswa di SMK SPN Dirgantara Batam yang dibahas di Kantor Gubernur siang kemarin, Harun mengaku pihaknya tidak mendapatkan undangan tersebut.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved